Kalteng

Ditemukan Meninggal di Bukit Tangkiling Kalteng, Berikut Hasil Visum Penyebab Kematian Yongki

apahabar.com, PALANGKA RAYA — Guna mencari Yongki Asto Prayogi (41) Kantor Pencarian dan Pertolongan (KPP) Palangka…

Tim SAR gabungan berhasil menemukan Yongki Asto Prayogi, Jumat (1/1/2021), pukul 10.15 WIB. Foto-Istimewa

apahabar.com, PALANGKA RAYA — Guna mencari Yongki Asto Prayogi (41) Kantor Pencarian dan Pertolongan (KPP) Palangka Raya bersama Tim SAR gabungan melakukan penyisiran 9 bukit di Tangkiling.

Pencarian selama 4 hari tersebut akhirnya berbuah hasil, Yongki ditemukan di Lembah Bukit Tangkiling, Jumat (1/1), pukul 10.15 WIB.

Tetapi saat ditemukan, anggota senior Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) Dozer Fakultas Teknik, Universitas Palangka Raya (UPR) ini, sudah dalam keadaan meninggal dunia.

Kepala KPP Palangka Raya, Muhamad Hariyadi, mengatakan bahwa pihaknya menemukan korban di Lembah Bukit Tangkiling pada koordinat 01°59'36" S-113° 45'31" E dengan jarak kurang lebih 372 meter dari lokasi diduga korban terjatuh di Bukit Tangkiling.

Kasie Operasional Basarnas Palangka Raya Adliandy Salman mengungkapkan, kesulitan mencari korban hingga memakan waktu berhari-hari lantaran medan yang terjal. Apalagi saat pencarian cuaca tidak bersahabat.

Untuk menemukan keberadaan korban, pihaknya harus menyisir 9 bukit yang ada di Tangkiling.

Berbekal informasi penjaga warung dan warga sekitar yang melihat ciri-ciri mirip korban, akhirnya pencarian membuahkan hasil.

Yogie Pratiko Edelsetyo yang merupakan salah satu anggota Emergency Respon Palangka (ERP), mengungkapkan korban pertama kali ditemukan oleh regu Mapala Dozer, di Bukit Banturung.

“Ditemukan dari titik nol Batu Banama, jika mengikuti jalur sekitar 3 kilometer. Tapi kalau tembak lurus tidak sampai 2 kilometer,” ujarnya.

Saat ditemukan, posisi muka korban menghadap ke tanah, meringkuk dan tidak bisa dikenali lagi wajahnya.

Diakuinya, kesulitan mencari korban, karena minimnya informasi awal dan medan tidak menentu.

“Kami sering mandek, karena sering hujan lebat sewaktu pencarian. Pencarian sejak pukul 08.00 WIB, siang istirahat dan dilanjutkan sekitar pukul 13.00 hingga pukul 17.00 WIB,” ujarnya.

Kepala Instalasi Forensik, dr Ricka Brillianty, mengatakan tidak ada tanda kekerasan pada tubuh korban. Kemungkinan besar, tergelincir saat mau turun hingga jatuh terguling dengan wajah duluan.

“Waktu kematian kurang lebih hari kelima dari hari dilaporkan hilang. Ini berdasarkan jumlah belatung yang sudah besar-besar di atas 2 sentimeter,” imbuhnya.