Disuruh Guru Push Up, Siswa SMK di Samarinda Mengamuk Bawa Parang

Aksi seorang siswa SMK di Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim), mengamuk membawa parang viral di media sosial (medsos). 

Aksi seorang siswa SMK di Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim), mengamuk membawa parang viral di media sosial (medsos). apahabar.com/Istimewa

apahabar.com, SAMARINDA – Aksi seorang siswa SMK di Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim), mengamuk membawa parang viral di media sosial (medsos). 

Penyebabnya lantaran si siswa tidak terima disuruh guru olahraga untuk push up.

Dikonfirmasi, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kaltim, Muhammad Kurniawan mengatakan, peristiwa tersebut terjadi di SMKN 5 Samarinda pada Kamis (23/2).

Diketahui, yang bersangkutan merupakan siswa kelas XI jurusan penjualan. Kala itu, ia tengah mengikuti mata pelajaran olahraga.

“Anak itu tidak mengindahkan perintah guru olahraga. Dia marah. Karena merasa rumahnya dekat dengan sekolah, maka anak itu pulang dan kembali ke sekolah membawa parang,” ucapnya, Rabu (1/3).

Usut punya usut, rupanya siswa tersebut bukan kali pertama melakukan keributan di sekolah.

Bahkan sejak duduk di bangku kelas X, ia kerap berbuat onar. Namun ia tetap mendapat kesempatan untuk bersekolah.

 “Kejadian pertama dapat bimbingan biasa. Kejadian kedua sudah membuat surat perjanjian diketahui oleh orang tuanya. Dan ini kejadian yang ketiga,” kata Kurniawan. 

Akibatnya, banyak para guru yang mengeluh menghadapi siswa tersebut. Sehingga kepala sekolah berencana akan memanggil orang tua yang bersangkutan.

“Nanti dimediasi kembali menghadap ke guru yang mengajar di kelasnya untuk minta maaf. Jika guru-guru memaafkan dan memberi kesempatan, maka anak tersebut masih akan diberi kesempatan belajar di SMK Negeri 5. Namun jika guru-guru tidak mau atau tidak sanggup, maka akan diberi pilihan untuk pindah sekolah,” ungkapnya.

Terpisah, Kepala Sekolah SMK Negeri 5 Samarinda, Martono mengatakan, kejadian tersebut bermula saat siswa yang bersangkutan sedang mengikuti mata pelajaran olahraga.

Saat itu, guru olahraga mengadakan lomba tangkap bola. Di mana dalam perlombaan itu, setiap tim yang kalah sepakat untuk dihukum push up.

“Tim anak ini kalah dan dia disuruh push up sesuai kesepakatan yang dibuat rekan-rekannya satu kelas. Tapi dia nggak mau dan malah pulang ambil parang,” katanya.

Beruntung, saat itu aksi pelaku dicegah oleh warga dan guru-guru lainnya.

Parang sepanjang 1 meter itu pun berhasil direbut dari tangan siswa tersebut.

“Tidak ada korban jiwa, karena pihak sekolah dapat mengatasinya,” pungkasnya.