Kalsel

Distribusi Elpiji Tak Merata, Satu Pangkalan Di Kuripan Melayani Sembilan Desa

apahabar.com, MARABAHAN – Belum memiliki akses transportasi darat, satu agen elpiji di Kecamatan Kuripan, Barito Kuala,…

Akibat minim kesadaran dan pengawasan, subsidi elpiji melalui tabung 3 kilogram kerap tidak tepat sasaran. Foto-Istimewa

apahabar.com, MARABAHAN – Belum memiliki akses transportasi darat, satu agen elpiji di Kecamatan Kuripan, Barito Kuala, harus melayani warga dari sembilan desa.

Terletak di bagian paling utara Batola, Kuripan hanya dapat dijangkau dari kecamatan terdekat melalui transportasi air.

Wajar kalau kemudian Pemkab Batola melalui proyek Kuripan Tabukan Bakumpai dan Marabahan (Kutabamara) berusaha menembus isolasi melalui pembangunan jalur darat.

Jalur Kutabamara sendiri memiliki panjang sekitar 70 kilometer yang dibangun dengan dana Rp230 miliar. Direncanakan proyek ini rampung pertengahan 2022.

Keterbatasan akses itulah yang membuat distribusi elpiji juga terhambat. Biasanya truk pengangkut hanya sampai Marabahan, lalu ratusan tabung elpiji dimuat ke kelotok dan dibawa ke pangkalan di Kuripan.

“Dalam setiap pengiriman, kami memperoleh 550 tabung. Jumlah itu sangat tidak mencukupi, karena pangkalan kami melayani sembilan desa,” jelas Surya Atmaja, pemilik pangkalan Bangkit Mandiri Kuripan, Selasa (8/10).

Dengan melayani sembilan desa, berarti Bangkit Mandiri bersama satu pangkalan lain menopang jumlah total desa di Kuripan, “Kami hanya berharap agen bisa menambah pengiriman. Misalnya sebulan dua kali,” imbuh Surya.

Kejadian serupa dialami pangkalan lain di Desa Tinggiran Baru Kecamatan Tamban. Dikirimi 140 tabung per minggu, daftar jumlah warga yang berhak menerima justru sebanyak 220 orang.

Agen pun diminta mengirimkan tambahan 200 tabung lagi ke pangkalan di Tinggiran Baru, mengingat warga desa lain juga ikut menyerbu.

Namun keinginan tersebut sulit dipenuhi agen, lantaran stok pun terbatas. Opsi terakhir yang diharapkan adalah pemerintah menggelar operasi pasar.

“Salah satu kendala distribusi elpiji di Batola adalah geografis. Belum semua wilayah dapat dijangkau menggunakan transportasi darat,” sahut Surono, Kabid Perdagangan Diskopperindag Batola.

Sesuai Perbup Nomor188.45/241/KUM/2017, Kuripan merupakan salah satu dari tiga kecamatan yang mendapatkan harga khusus. Kecamatan lain adalah Tabunganen dan Tabukan.

Berdasarkan aturan tersebut, Harga Eceran Tertinggi (HET) elpiji 3 kilogram di pangkalan Tabunganen sebesar 21.000. Kemudian Tabukan Rp20.000 dan Kuripan Rp22.500.

Harga khusus tersebut mempertimbangkan kesulitan jangkauan transportasi darat, terutama dari SPBE/filling station menuju kecamatan dimaksud.

“Selain operasi pasar, Pertamina juga sudah memberi izin kepada agen untuk memecah pangkalan. Beberapa agen sudah selesai memecah pangkalan, sebagian lain masih 90 persen dan sisanya baru memulai,” jelas Surono.

“Memang pemecahan ini tak dibarengi penambahan alokasi. Tetapi setidaknya sedikit mengurangi kendala distribusi, karena kenaikan harga di pengecer juga disebabkan ketimpangan penyebaran pangkalan,” pungkasnya.

Baca Juga: Hari Ini, Rupiah Kembali Diprediksi Melemah

Baca Juga: Anggota DPR Minta Minyak Goreng Wajib Kemasan Tak Membebani Rakyat

Reporter: Bastian Alkaf
Editor: Syarif