Diskusi dan Pemeran Lukisan, Upaya Pemkot Hidupkan Geliat Seni di Banjarmasin

Diskusi pameran "Kolaborasi dan Komunikasi Senin" digelar di salah satu kedai kopi di Banjarmasin, Senin (18/12).

Wakil Wali Kota Banjarmasin, Arifin Noor dan anggota DPD RI asal Kalsel, Habib Zakaria Bahasyim menyaksikan lukisan yang dipajang. Foto-Istimewa.

apahabar.com, BANJARMASIN - Diskusi pameran "Kolaborasi dan Komunikasi Senin" digelar di salah satu kedai kopi di Banjarmasin, Senin (18/12).

Kegiatan yang satu rangkaian dengan pameran lukisan ini diinisiasi oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Banjarmasin dengan sejumlah seniman.

Dari sederet lukisan karya perupa Kalsel yang dipajang, tampak duduk Wakil Wali Kota Banjarmasin, Arifin Noor. Ada pula anggota DPD RI asal Kalsel, Habib Zakaria Bahasyim.

Ariffin Noor mengapresiasi kegiatan pameran yang digelar. Bahkan, ia juga menyarankan, agar para seniman bisa bekerja sama dengan pihak hotel.

"Agar seniman, bisa memajang karyanya di situ," ujarnya.

"Jangan sampai, para seniman dengan hasil karyanya yang banyak itu justru tidak diberdayakan," tambahnya.

Misalnya, dijadwalkan, selama beberapa waktu, hotel tertentu yang memakai jasa para seniman.

Kemudian, di waktu berikutnya, lukisan-lukisan di pajang di hotel lainnya.

"Nanti untuk penjadwalan kerjasamanya dengan Dinas Kebudayaan Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) Banjarmasin," sebutnya.

Metode pemasarannya sendiri, menurut Arifin, bisa dengan metode sewa, kontrak atau lain sebagainya.

"Seberapa mampu misalnya pihak hotel menyewa. Setidaknya, upaya itu diharapkan mampu membuat para seniman bisa melahirkan karya," harapnya.

Diskusi itu sejatinya ingin mengupas bagaimana mengapresiasi karya seni rupa di Kalsel. Maklum, berulang-ulang pameran seni rupa digelar, apresiasi masyarakat terlampau sedikit.

Tak jarang, lukisan yang dipamerkan, justru kurang, bahkan nihil pembeli.

Sementara Habib Zakaria menginginkan Kalsel, Banjarmasin khususnya, bisa meniru denyut kesenian yang ada di Yogyakarta.


"Saya membayangkan, ada sejumlah orang yang memainkan musik panting di jalanan. Atau misalnya di mall. Dengan demikian, musik panting, juga bisa lebih dikenal orang-orang," tuturnya.

Habib Zakaria, juga mengaku mendukung penuh dengan apa yang dilakukan seniman Kalsel. Pun demikian dengan adanya pameran seni rupa yang digelar.

Ia juga berharap, dengan banyaknya kegiatan yang digelar, ada banyak pula orang yang tertarik untuk menyaksikan bahkan membeli lukisan yang dipamerkan.

"Termasuk tadi ada saran yang bagus. Lukisan-lukisan, bisa diletakkan di hotel. Bisa dengan konsep sistem kontrak, sewa dan sebagainya. Di situ, pengunjung hotel jadi bisa melihat, bahkan kalau tertarik bisa membelinya," katanya.

Sebelum meninggalkan lokasi, Ariffin Noor dan Habib Zakaria juga terlihat berkeliling melihat sejumlah lukisan yang dipamerkan.

Lantas, adakah dari belasan lukisan yang dipamerkan itu menarik minat pejabat daerah yang berhadir?

Anggota DPD RI asal Kalsel, Habib Zakaria misalnya, ia bilang, dirinya termasuk orang yang kurang menyukai lukisan. Kendati demikian, ia mengaku akan terus mendukung dunia kesenian di Kalsel.

"Semoga ke depan, karya para perupa bisa lebih ditingkatkan lagi. Lalu, membuat orang tertarik untuk membeli. Perlu diekspos dengan lebih banyak kegiatan lagi," ungkapnya.

Demikian dengan Wakil Wali Kota Banjarmasin, Arifin Noor, juga tampak tak membawa pulang lukisan.

"Rata-rata menarik. Seni itu tak ternilai harganya," ujarnya.

Lalu, apakah itu artinya ada rencana memiliki salah satu lukisan yang dipajang? Menjawab hal itu, Arifin tampak malu-malu. Ia hanya bilang, bila berminat, mungkin nantinya akan mengontak pihak penyelenggara.

"Pasti lah, Pak Arifin membeli. Tapi, tidak boleh ada harga. Seni itu kan bisa dihargai mahal bisa juga murah," seloroh anggota DPRD Banjarmasin, Sukhrowardi yang juga hadir dan berada di samping Arifin.

Untuk diketahui, pameran yang digagas perupa Kalsel itu dimulai sedari tanggal 9 Desember hingga 9 Maret mendatang.