Dishut Kalsel

Disinfektan Berbahan Alami, Kalsel Produksi Ratusan Liter Setiap Hari

apahabar.com, BANJARBARU – Dinas Kehutanan bekerja sama dengan Dinas Perkebunan dan Peternakan Kalimantan Selatan membuat terobosan…

Gubernur Kalsel saat memegang jeriken disinfektan berbahan alami. Foto-apahabar.com/Musnita Sari

apahabar.com, BANJARBARU – Dinas Kehutanan bekerja sama dengan Dinas Perkebunan dan Peternakan Kalimantan Selatan membuat terobosan baru dalam upaya mematikan wabah virus Covid-19 melalui disinfektan ramah lingkungan.

Disinfektan ramah lingkungan itu diolah dari pembakaran cangkang sawit yang kemudian menghasilkan asap cair.
Dalam satu hari proses produksi mampu menghasilkan hingga 800 liter.

“Produksi kita 800 liter perhari, itu mampu menyemprot sebanyak 80 ribu liter setelah dicampur air,” ungkap Kepala Dinas Kehutanan Kalsel, Hanif Faisol saat ditemui di halaman Kantor Setdaprov Kalsel, Senin (6/4).

Produksi pengolahan telah dikerjakan sejak minggu lalu, namun secara resmi Gubernur Sahbirin Noor melakukan pelepasan kepada 230 personel Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) yang akan melaksanakan tugas di lapangan.

“Kita tidak bisa memprediksi ini berakhir cepat. Tapi diharapkan bisa ditindaklanjuti oleh Gugus Tugas Covid-19 Kalsel,” harapnya

Proses pengerjaan dilakukan oleh Dishut Kalsel, sedangkan untuk bahan baku didistribusikan oleh Disbunnak Kalsel melalui kerjasama dengan pihak perusahaan sawit.

Walau diklaim ramah lingkungan, namun penggunaannya diprioritaskan untuk bagian permukaan benda saja. Dari segi tekstur, larutan cairan ini berwarna hitam pekat dan masih tersisa ampas dari pembakaran. Baunya pun cukup tajam akibat proses pembakaran tadi.

“Untuk skala tertentu juga bisa digunakan sebagai hand sanitizer. Memang baunya agak menonjol seperti kita makan bandeng asap. Tetapi saya rasa dengan kondisi ini maklum saja,” kata Hanif

Tak hanya cangkang sawit, disinfektan ini juga dapat diolah dari bahan alami lainnya seperti kayu-kayuan, batok kelapa hingga karet. Menurut Kepala Disbunnak Kalsel, Suparmi, bahan baku dipilih berdasarkan kualitas terbaik yang telah direkomendasikan sebelumnya.

“Ini upaya kita agar tidak tergantung kepada disinfektan pabrikan. Bahannya pun aman digunakan untuk cuci tangan pada hari-hari biasa,” jelasnya

Reporter: Musnita Sari
Editor: Puja Mandela