Disbunnak Kalsel Klaim Banua Bebas Penyakit Antraks

Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Kalsel terus berupaya untuk mencegah masuknya penyakit Antraks melalui hewan di Banua.

Ilustrasi - Sejauh ini penyakit Antraks tidak ditemukan di Kalsel. Foto: Pikiran Rakyat

apahabar.com, BANJARBARU - Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Kalsel terus berupaya untuk mencegah masuknya penyakit Antraks melalui hewan di Banua.

Sosisalisasi pun digencarkan. Penyampaian informasi pengendalian zoonosis dan pencegahan masuknya penyakit Antraks kepada pelaku usaha dan instansi yang membidangi peternakan dan kesehatan hewan, serta instansi terkait.

Wabah Antraks pada ternak di Indonesia muncul secara sporadis di beberapa daerah endemis.

Terutama, sering berkaitan dengan curah hujan tinggi dan banjir serta memiliki tanah berkapur dan kaya akan bahan-bahan organik.

Kebanyakan wabah Antraks terjadi di dataran rendah yang mempunyai perbedaan musim dan secara langsung berkaitan dengan jumlah curah hujan.

"Secara historis penyakit Antraks belum pernah di temukan di Banua," ujar Kadisbunnak Kalsel, Suparmi, Minggu (9/7/2023).

Hal tersebut dikarenakan faktor struktur tanah di Kalsel dengan tingkat keasamannya cukup tinggi.

Sehingga menyebabkan Antraks tidak bisa berkembang. Meski demikian, Suparmi mengimbau masyarakat agar tetap harus waspada terhadap potensi datangnya ternak dari provinsi lain.

Proses karantina hewan juga sangat penting. Menurutnya, karantina hewan yang datang ke Banua memakan waktu beberapa hari sebelum dikirimkan.

"Ini menjadi salah satu faktor seleksi ternak tersebut terbebas dari Antraks," tuntasnya.