Sertifikasi Kebun Sawit

Disbun Kukar Galakan Program STD-B untuk Sertifikasi Kebun Sawit Petani

Dinas Perkebunan (Disbun) Kutai Kartanegara (Kukar) terus melakukan sertifikasi lewat Program Penerbitan Surat Tanda Daftar Budidaya (STD-B).

Lahan pertanian kelapa sawit masyarakat. Foto: Istimewa.

apahabar, TENGGARONG - Dinas Perkebunan (Disbun) Kutai Kartanegara (Kukar) terus melakukan sertifikasi lewat Program Penerbitan Surat Tanda Daftar Budidaya (STD-B), agar memberikan jaminan keamanan kepada masyarakat.

Melalui STD-B, lahan perkebunan masyarakat akan didata untuk mendapatkan kepastian Hak Pengelola Lahan (HPL). Program itu juga turut memuat keterangan tentang kepemilikan lahan, luasnya, bahkan hingga serta asal-usul benih yang digunakan.

Baca Juga: Distransnaker dan Perusahaan Swasta Latih 30 Pemuda Kukar Jadi Basic Operator

Sekertaris Disbun Kukar, Taufik Rahmani menjelaskan penerbitan STD-B akan menjadi identitas yang membuktikan bahwa kebun petani tersebut telah tersertifikasi.

"Salah satu manfaat dari STD-B adalah memudahkan petani dalam menjual hasil kebun mereka. Selain itu, dengan sertifikat ini, mereka dapat menjadi mitra bagi perusahaan-perusahaan di sekitar wilayah mereka," kata Taufik, Kamis (5/10).

Kukar Mitra Pembangunan IKN.Foto: Diskominfo Kukar.

Taufik menekankan pentingnya sertifikat ini sebagai bukti bahwa kebun petani berasal dari bibit yang unggul. Target penerbitan STD-B akan terus berjalan, dengan menargetkan 200 petani tahun ini. Namun sejauh ini semua berjalan progresif. Di Muai saja, ada sekitar 352 petani yang sudah menerima sertifikat itu.

Ia menyebut proses pendataan kini masih berlangsung, dan mereka fokus pada kebun rakyat yang tidak ikut Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR).

Baca Juga: Co-founder Setia Group Berbagi Ilmu Agar Pemuda Kukar Jadi Sukses

Pada tahun 2023 ini, jumlah hektarannya belum dihitung secara akurat, tetapi wilayah-wilayah seperti Muai, Kembangg Janggut, Genting Tanah, Loa Sakoh, Muara Kaman Ilir, Bunga Jadi, dan Jonggon ikut terlibat. Sentra sawit mereka berfokus di Muara Kaman, Kenohan, Kembangga Janggut, hingga Tabang.

Sebagai informasi, jumlah penerima STD-B di Muai bisa lebih tinggi karena mereka memiliki banyak petani dan melampaui target awal 200 petani. Program ini didukung oleh anggaran dari APBD.

"Program STD-B ini diharapkan dapat membantu mengurangi penggunaan bibit palsu atau tidak unggul di kalangan petani, serta membantu dalam pendataan pendapatan dan penghasilan mereka," pungkasnya.(ADV/Diskominfo Kukar)