Tak Berkategori

Dirut Bank Kalsel Optimistis Ekonomi Kalsel Mampu Hadapi Resesi di Kuartal IV-2020

apahabar.com, BANJARMASIN – Direktur Utama Bank Kalsel, Agus Syabaruddin, optimistis sektor perekonomian Banua bisa bertahan dari…

Ilustrasi. Foto-topcareer.id

apahabar.com, BANJARMASIN – Direktur Utama Bank Kalsel, Agus Syabaruddin, optimistis sektor perekonomian Banua bisa bertahan dari jurang resesi yang diprediksi akan terjadi pada kuartal IV-2020.

“Meski sektor pertambangan jatuh, tapi sektor perdagangan di Kalsel ini masih relatif masih bertahan lebih baik,” Kata Dirut Agus Syabaruddin kepada apahabar.com, Kamis (1/10) siang.

Salah satu hal yang diprediksi akan mampu membuat Kalsel aman dari resesi karena faktor budaya masyarakat yang memiliki tradisi berdagang. Menurut dia, hal itu bisa menjadi tameng penahan resesi.

Selain itu, meski kondisi permintaan akan produk domestik bruto (GDP) menurun, Provinsi Kalsel akan tetap akan mengambil untung. Penyebabnya, Kalsel menjadi wilayah transit di antara provinsi lainnya.

“Karena Kalsel dekat dengan Surabaya dan Jakarta,” sambung Agus.

Berdasarkan data yang di peroleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Selatan pada kuartal kedua tahun ini, pertumbuhan ekonomi Kalsel tumbuh minus 2,61 persen jika dibanding tahun 2019 di periode yang sama.

Lebih rinci, BPS melaporkan Lapangan Usaha yang mengalami kontraksi terdalam adalah bidang transportasi dan pergudangan sebesar -9,25 persen, lalu diikuti pertambangan dan penggalian sebesar -6,03 persen dan administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib sebesar -3,53 persen.

Selain itu, berdasarkan sumber pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan triwulan II-2020 (y-on-y),
sumber pertumbuhan tertinggi berasal dari Lapangan Usaha Infromasi dan Komunikasi sebesar 0,27 persen; jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 0,12 persen; dan real estate sebesar 0,05 persen.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memastikan sektor ekonomi Indonesia masuk jurang resesi.

Dia bilang proyeksi pertumbuhan ekonomi pada kuartal III berada di kisaran minus 2,9% sampai minus 1%. Sementara untuk seluruh tahun 2020 berada di kisaran minus 1,7% sampai minus 0,6%.

Resesi adalah kondisi di mana pertumbuhan ekonomi minus dua kuartal berturut-turut. Realisasi pertumbuhan ekonomi nasional sendiri sudah minus 5,32% pada kuartal II-2020.