Kalsel

Dipenuhi Kegetiran, Inilah Kisah Hidup Gamer Satu Tangan dari Batola

apahabar.com, MARABAHAN – Apapun hasil terapi yang dilakukan di Jakarta, banyak harapan agar Edo dapat keluar…

Edo bersama Jess No Limit dan Syaiful sebelum menjalani terapi kedua, Kamis (16/1). Foto-Istimewa

apahabar.com, MARABAHAN – Apapun hasil terapi yang dilakukan di Jakarta, banyak harapan agar Edo dapat keluar dari sejumlah kegetiran dalam beberapa tahun belakangan.

Gamers dari Desa Beringin Ray 2, Kecamatan Alalak, ini sedang menjalani terapi di Jakarta. Pria bernama lengkap Muhammad Riduan ini mendapatkan bantuan penuh dari Jess No Limit dan Baim Wong.

Selama berada di Jakarta, Edo ditemani sang ayah, Zainudin serta Syaiful yang merupakan temannya sejak kecil.

Dalam terapi kedua yang dipublikasikan Jess melalui video vlog ‘Edo, Gamer Satu Tangan Akhirnya Merasakan Kakinya Kembali’, Kamis (16/1) malam, fisik Edo memperlihatkan sejumlah kemajuan.

Kaki kanan anak kedua dari empat bersaudara ini terlihat sudah bisa bergerak sedikit. Demikian pula tangan kanan yang semula sama sekali tidak bisa digerakkan.

Tentu saja kondisi tersebut menggembirakan keluarga Edo, termasuk sang adik Rizky Al Fariz yang harus libur sementara dari pekerjaan demi menunggui ibu dan adik bungsu mereka di Beringin.

“Sementara saya libur dulu dari pekerjaan, karena harus menjaga ibu dan adik di rumah. Tidak mungkin meninggalkan ibu yang tidak mampu lagi melihat dan mendengar,” papar Rizky.

Ibu Edo mengalami kebutaan dan kehilangan pendengaran, setelah mengidap tumor di kepala. Sekalipun sudah menjalani operasi di RSUD Ulin Banjarmasin, fungsi kedua indra tersebut tak bisa dikembalikan.

“Sebenarnya sebelum dioperasi, dokter sudah memberi tahu kalau fungsi mata dan telinga ibu Edo tak mungkin lagi dikembalikan,” papar Saidah, adik kandung ibu Edo.

“Namun setidaknya operasi itu berhasil mengangkat inang tumor agar tidak semakin membesar,” imbuhnya.

Penyakit yang diderita sang ibu, ternyata hanya sebagian dari rentetan kegetiran dalam kehidupan Edo.

Beberapa tahun sebelumnya, tepatnya awal 2009, kakak tertua perempuan Edo meninggal dunia dalam usia 14 tahun akibat kecelakaan lalu lintas dalam perjalanan menuju sekolah.

Setelah kematian sang kakak, Edo yang kemudian mengalami kecelakaan dalam usia 11 tahun. Edo terjatuh dari jembatan setinggi kurang lebih 6 meter, ketika mengendarai sepeda bersama teman.

Seandainya langsung jatuh ke air, imbas yang ditimbulkan mungkin tidak fatal. Masalahnya Edo terjatuh ke tanah keras di bawah jembatan.

Sebenarnya setelah kejadian itu, Edo tidak mengeluhkan apapun. Bahkan agar tak dimarahi, insiden tersebut dirahasiakan dari orang tua.

Seperti ketika sebelum terjatuh, Edo juga masih dapat bersekolah di SDN Sungai Pitung yang berjarak sekitar 6 kilometer dari rumah.

Lantas beberapa hari kemudian, Edo mulai merasakan gejala kurang nyaman. Selain cepat lelah, beberapa kali Edo terjatuh sendiri lantaran hilang keseimbangan.

Sampai akhirnya kedua kaki dan tangan kanan Edo sama sekali tak bisa digerakkan. Sementara tangan kiri masih berfungsi, kendati kemudian juga mulai sulit bergerak dalam enam bulan terakhir.

Begitu mengetahui kondisi sang anak, Zainudin sebenarnya sudah berusaha membawa Edo ke tukang urut. Tetapi usaha tersebut belum menemui keberhasilan.

“Sebenarnya miris melihat kehidupan keluarga kakak saya. Pun adik bungsu Edo lahir dalam kondisi sumbing,” lirih Saidah.

Sebelum diserang tumor hingga menyebabkan kebutaan, Edo ditangani sang ibu. Mulai dari menyuapi makan, mandi, hingga buang air. Bahkan setelah kehilangan penglihatan dan pendengaran, sang ibu tetap berusaha merawat sang anak.

“Sekalipun tak lagi melihat, kakak saya itu masih bisa memandikan Edo. Mungkin karena ikatan batin, dia mengetahui posisi kursi roda Edo, lalu ditarik sendiri ke belakang untuk dimandikan,” cerita Saidah.

“Kami sebagai keluarga yang tinggal paling dekat, juga sewaktu-waktu melihat kondisi mereka di rumah, terutama kalau ayah Edo sudah berangkat bekerja,” sambungnya.

Seiring bantuan dari Jess dan Baim, tetangga maupun keluarga yang tinggal di sekitar berharap taraf hidup keluarga Edo menjadi lebih baik.

Terlebih dalam kedatangan pertama ke Beringin, Jess memberikan sejumlah uang kepada Edo untuk merenovasi rumah.

“Sekarang atap rumah kami sudah diperbaiki dan diganti. Untuk perbaikan lain, kami menunggu kepulangan Edo dulu,” tandas Rizky.

Selain dari Jess dan bantuan sejumlah Youtuber lain yang bersimpati, Edo setidaknya mendapatkan pemasukan dari Google Adsense dan sebagainya melalui akun YouTube pribadi.

Akun Edo TS milik Edo sekarang sudah memiliki 578 ribu subscriber. Seandainya dapat menggaet 1 juta subscriber, Edo berpeluang meraih penghasilan jutaan per bulan.

Baca Juga: Baim Wong Datang, Rumah Edo 'Gamer Satu Tangan' Nyaris Roboh

Baca Juga: Edo TS, Gamer Tangan Satu dari Batola yang Dibantu Youtuber Elit dan Aktor Sinetron

Reporter: Bastian Alkaf
Editor: Muhammad Bulkini