Kalsel

Dipandang Sebelah Mata, Rutan Barabai Segera Berbenah

apahabar.com, BARABAI – Rumah Tahanan (Rutan) Barabai Kelas II B di Hulu Sungai Tengah (HST) yang…

Kepala Rutan Kelas II B Barabai, Syech Walid Kelahiran Kalbar. Foto-apahabar.com-Lazuardi.

apahabar.com, BARABAI – Rumah Tahanan (Rutan) Barabai Kelas II B di Hulu Sungai Tengah (HST) yang sudah puluhan tahun berdiri, masih dipandang sebelah mata. Padahal berapa pejabatnya silih berganti mengisi posisi kosong di Rutan itu.

Hingga sekarang masih saja dirasa minim fasilitas dan binaan terhadap para tahanan. Minim fasilitas itu terlihat seperti tidak adanya kamera pemantau atau CCTV dan sarana pendukung lainnya, seperti tenaga kesehatan dan ambulance.

Sementara jumlah tahanan di Rutan melebihi kapasitas yang semestinya yakni, 245 orang. Idealnya hanya menampung 109 orang.

Jumlah itu tak sebanding dengan petugas keamanannya. Penjaga keamanan di Rutan hanya memiliki 4 regu yang diisi 6 orang per regu. Mereka bergiliran menjaga Rutan.

Hal itu diakui Kepala Rutan (Karutan) yang baru menjabat resmi 23 Januari tadi, Syech Walid.

“Memang untuk CCTV tidak mutlak ada, tetapi minimal ada untuk membantu pengawasan di titik-titik rawan yang pengawasannya kurang, karena keterbatasan petugas. Kalau tenaga kesehatan kita hanya punya satu. Itu pun perawat,” kata Walid saat berbincang santai dengan apahabar.com di pendoponya, Kamis (30/1).

Terkait hal itu pihak Rutan tiap tahunnya sudah mengusulkan penganggaran itu. Baik ke lembaganya sendiri maupun ke Pemkab HST, namun belum ada realisasi.

“Ke depan mudah-mudahan ada perhatian dari Pemkab HST terkait salah satu sarana yang menunjang Rutan dan warga di dalamnya. Karena bagaimanapun juga warga di dalamnya adalah warga HST,” kata Walid.

Di sisi lain, Karutan kelahiran Singkawang Kalbar 1975 silam itu sudah memikirkan bagaimana mendongkrak kemajuan Rutannya. Dia memiliki suatu program untuk berbenah.

Selama ini, kata Walid, orang memandang negatif warga binaan. Terlebih stigma-stigma buruk terhadap penghuni di dalamnya.

“Jadi ini penekanan kita, bagaimana untuk membina dan menghilangkan stigma miring terhadap warga binaan termasuk kita juga,” kata Walid.

Sebagai awal programnya itu, Walid bakal meningkatkan kerohanian warga binaan yang mayoritas muslim. Di samping seni hadrah dan ceramah, ke depannya akan diadakan program pendidikan seperti di pesantren.

Hal itu, kata Walid, menyinyalir akan mudah bagi warga binaan mengikuti kegiatan-kegiatan positif di luar tahanan. Terlebih saat masa tahanan.

“Jadi tak hanya dikurung, namun bisa membantu pemerintah. Berasimilasi kerja di luar. Seperti kalau ada kegiatan-kegiatan lomba keagamaan, kebersihaan, mereka bisa diikut sertakan. Sekaligus menyosialisasikan mereka (tahanan),” papar Walid.

Untuk dapat menjalankan program seperti itu, harus sesuai dengan prosedur dan undang-undang yang berlaku. Seperti tertera pada Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 3 Tahun 2018 .

Walid yang menjadi bagian Kemenkumham di Kalbar selama 20 tahun itu menyebut sudah melakukan Sidang Tim Pengamat Pemasyarakatan (TPP) kepada warga binaannya.

“Sebagian sudah diproses. Beberapa warga binaan disidang TPP. Jadi bisa diikutsertakan program pemerintah seperti tata kota taman kebersihan jadi bisa ikut kerja di luar. Semoga Pemkab bisa berkoordinasi,” tutup Walid.

Baca Juga:Dandim Barabai Ingin Keharmonisan TNI dan Insan Pers Selalu Terjalin

Baca Juga:Isu Korupsi di ASABRI, Dandim Barabai Pinta Anggotanya Tenang

Reporter: HN Lazuardi
Editor: Ahmad Zainal Muttaqin