Gempa Cianjur

Dinkes Cianjur Waspadai Penyebaran DBD di Lokasi Pengungsian Warga

kewaspadaan terhadap DBD tersebut menyusul tingginya curah hujan yang terjadi saat ini

Lokasi pengungsian warga terdampak gempa Cianjur

apahabar.com, CIANJUR - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mewaspadai penyebaran demam berdarah dengue (DBD). Termasuk di lokasi-lokasi pengungsian yang rawan penyebaran penyakit akibat gigitan nyamuk aedes aegypti tersebut.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, Irvan Nur Fauzy mengatakan kewaspadaan terhadap DBD tersebut menyusul tingginya curah hujan yang terjadi. Kondisi tersebut memunculkan banyak genangan air yang bisa dijadikan tempat berkembang biaknya jentik nyamuk.

"Untuk di pengungsian kami sudah menerima laporan DBD. Ada dua titik. Tapi kami masih lakukan verifikasi," kata Irvan, selasa (10 /1).

Baca Juga: Warga Paruh Baya Meninggal Tertimpa Sisa Tembok Dampak Gempa Cianjur

Irvan menerangkan berdasarkan informasi yang diterimanya, dua orang yang dilaporkan DBD itu merupakan kalangan anak-anak.

Hal itu disebabkan lokasi pengungsian relatif cukup rawan sebagai tempat berkembangbiaknya jentik nyamuk. Karena sesuai siklus perkembangannya, nyamuk akan menyimpan telurnya di genangan-genangan air.

"Kita tahu kan (di lokasi gempa) pasti banyak barangkal atau barang-barang yang bisa menampung air yang belum dibuang,dalam kondisi seperti ini. Tentu itu risikonya bertambah,dan cuaca, ada hujan lalu panas. Air kemudian menggenang, terus jentiknya berubah jadi nyamuk dewasa. Itu yang menyebabkan jadi vektor," terang Irvan.

Sementara di tempat selain pengungsian, ucap Irvan, sampai saat ini belum menerima laporan. Namun biasanya terlebih dulu akan dilakukan penelitian epidemiologi sebelum dilakukan fogging.

"Kita lakukan penelitian dengan mengambil angka jentiknya di 100 rumah ada berapa," jelasnya.

Baca Juga: KPK Verifikasi Laporan Dugaan Penyelewengan Dana Gempa oleh Bupati Cianjur

Khusus di tempat pengungsian, sebut Irvan, seandainya dilaporkan terjadi DBD, maka segera dilakukan fogging. Langkah itu merupakan bentuk penanganan cepat.

"Itu merupakan bentuk treatment. Jadi bagi yang ada informasi DBD kami siap memberikan layanan fogging di tempat pengungsian. Kita bisa langsung atau cut off untuk dilakukan fogging," pungkasnya.

Berdasarkan data Dinkes Kabupaten Cianjur, selama 2022 terdapat sebanyak 738 kasus DBD. Dari jumlah kasus tersebut, Case Fertility Rate (CFR) atau angka kasus kematian sebesar 1,08% atau 8 orang yang meninggal dunia.