Dinas Perikanan Tapin Cek Laporan Setrum Ikan di Banua Hanyar, Begini Hasilnya

Dinas Perikanan Kabupaten Tapin bergerak cepat setelah menerima laporan dugaan aktivitas penyetruman ikan di wilayah Tapin Utara, Minggu (23/11).

Oleh Sandy
Dinas Pertanian Tapin saat menindaklanjuti laporan warga terkait dugaan setrum ikan di Tapin Utara. Foto: Istimewa

bakabar.com, RANTAU - Dinas Perikanan Tapin bergerak cepat setelah menerima laporan dugaan aktivitas penyetruman ikan di wilayah Tapin Utara, Minggu (23/11).

Laporan tersebut masuk melalui aplikasi Sistem Layanan Pengawasan (Silawas) Ilegal Fishing yang menjadi kanal masyarakat untuk melapor aktivitas penangkapan ikan ilegal.

"Kami mendapat laporan terkait dugaan penggunaan alat setrum di Desa Banua Hanyar, Kakaran, dan Taibah," ungkap Faisal Rahman, Fungsional Analis Aquakultur Dinas Perikanan Tapin.

Menindaklanjuti aduan tersebut, personel gabungan Dinas Perikanan Tapin bersama Polsek Tapin Utara turun melakukan patroli, Jumat (23/11) sejak pukul 00.00 hingga 02.30 Wita dan menyisir sungai di tiga desa yang dilaporkan.

"Tidak ditemukan aktivitas penyetruman ikan di lapangan. Kebetulan ketika kami tiba, hujan turun cukup lebat sehingga tidak terlihat aktivitas masyarakat di sungai," beber Faisal.

Meski tidak menemukan aktivitas ilegal, Dinas Perikanan Tapin memastikan bahwa operasi serupa akan terus dilakukan secara berkala, terutama memasuki musim rawan.

Disinyalir praktik setrum ikan masih terjadi di sejumlah wilayah dan biasanya meningkat sepanjang musim hujan antara November hingga Desember.

"Sungai di Tapin Utara relatif kecil, sehingga aktivitas penyetruman ikan lebih sering ditemukan di aliran sungai besar seperti di Candi Laras Selatan dan Candi Laras Utara," tukas Faisal.

Selain melakukan patroli, pengawasan juga diperkuat lewat sosialisasi bahaya alat setrum dan larangan penangkapan ikan dengan bahan berbahaya melalui spanduk maupun leaflet, serta menggerakkan kelompok masyarakat pengawas (pokmaswas).

"Inovasi Silawas sendiri banyak membantu masyarakat untuk melapor langsung kalau melihat pelanggaran. Kolaborasi masyarakat sangat penting, karena tidak semua aliran sungai dapat dipantau setiap hari," lanjut Faisal.

Namun masih ditemui sejumlah kendala di lapangan. Mulai dari kesadaran sebagian warga yang belum terbangun, sehingga informasi razia kerap bocor, "Kami komitmen memberantas praktik ilegal fishing demi menjaga keberlanjutan ekosistem perairan di daerah," tutup Faisal.