Dinas Perdagangan Kalsel Temukan Beras Oplosan di Toko Modern

Belakangan, isu beras oplosan mencuat di Indonesia. Termasuk di Kalimantan Selatan. Menanggapi soal itu, Kepala Dinas Perdagangan Kalsel, Ahmad Bagiawan melakuk

Beras oplosan ditemukan di toko modern di Kalsel. Foto: Disdag Kalsel

bakabar.com, BANJARBARU - Setelah melakukan pengecekan, Dinas Perdagangan (Disdag) Kalimantan Selatan menemukan peredaran beras oplosan.

Selam sekitar 10 hari, pelacakan dilakukan di sejumlah pasar tradisional dan ritel modern. Pelacakan ini lantas memunculkan fakta mengejutkan.

"Belum ditemukan beras opolosan di sejumlah pasar tradisional. Justru kami menemukan di ritel modern," papar Kepala Dinas Perdagangan Kalsel, Ahmad Bagiawan, Selasa (29/7).

"Kami menemukan tiga merek beras kemasan di ritel modern yang diduga tidak sesuai dengan informasi di label," imbuhnya.

Sampel dari ketiga merek ini kemudian dibawa ke Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB) di Banjarbaru untuk dilakukan pengujian. Hasilnya menunjukkan ketidaksesuaian antara label dan isi kemasan, sehingga menguatkan dugaan beras oplosan.

"Beras oplosan bukan palsu, tapi beras yang tidak sesuai dengan label di kemasan. Misalnya kemasan dengan merek tertentu, tetapi berisi tidak murni 100 persen berasal dari produsen terkait," jelas Bagiawan.

Kendati begitu, masyarakat diminta tidak perlu khawatir atau panik berlebihan, "Kebetulan mayoritas masyarakat Kalsel tidak menyukai beras pulen yang umumnya menjadi target beras oplosan. Warga terbiasa dengan beras lokal," tukasnya.

Dari data Dinas Perdagangan Kalsel, produksi gabah lokal Kalimantan Selatan mencapai 1 juta ton per tahun. Apabila dikonversi menjadi beras sekitar 550 ribu ton.

Sementara kebutuhan konsumsi hanya sekitar 450 ribu ton, sehingga terjadi surplus 100 ribu ton yang umumnya disalurkan ke provinsi tetangga seperti Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur.

Meski kondisi di pasar tradisional terpantau aman, Dinas Perdagangan Kalsel tetap meningkatkan kewaspadaan.

"Kami terus berkoordinasi dengan aparat penegak hukum, termasuk Polda Kalsel. Juga telah dilakukan pertemuan lintas sektor yang diinisiasi oleh Bank Indonesia dalam rangka pengendalian inflasi daerah," beber Bagiawan.