Kalsel

Dilarang Mudik, Sopir AKDP di Banjarmasin Curhat Kesulitan Cari Nafkah

apahabar.com, BANJARMASIN – Para sopir angkot di Kota Banjarmasin terlihat pasrah menghadapi larangan mudik momen lebaran…

Oleh Syarif
Sejumlah sopir travel mengeluhkan penyekatan yang dilakukan pemerintah menjelang mudik lebaran. Foto: Dok.apahabar.com

apahabar.com, BANJARMASIN – Para sopir angkot di Kota Banjarmasin terlihat pasrah menghadapi larangan mudik momen lebaran Idulfitri 1442 Hijriah.

Dilaporkan mulai tanggal 6 Mei 2021 nanti, mereka sudah tidak bisa menjalankan aktivitasnya mengantar penumpang antar kabupaten dan kota.

Sopir taksi colt jurusan Amuntai, Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), Halik mengaku memang ada mendengar selentingan kabar burung jika Kalsel juga akan memberlakukan larangan mudik.

“Katanya mulai tanggal 6 tidak bisa lagi. Ya mau gimana lagi, Tidak berani berlabuh (ngantar penumpang) daripada bermasalah dengan aparat yang berjaga di perbatasan kota,” ujarnya.

Menurutnya, sebelum ada larangan mudik, penghasilan mereka sebagai sopir pun juga tidak ada perubahan. Alias tidak ada masyarakat yang mencuri waktu untuk mudik sebelum tanggal 6 nanti.

“Tadi aja mulai Amuntai sampai ke Banjarmasin cuma tiga orang penumpang saja. Malah terkadang di hari-hari sebelumnya kosong. Jadi larangan mudik ini malah bikin kami sulit mencari nafkah,” ungkap lelaki berusia 63 tahun itu.

Hal senada juga diungkapkan, Asbani. Sopir jurusan Barabai, Hulu Sungai Tengah itu mengaku bahwa larangan mudik yang rencananya akan diterapkan di Kalsel nanti bakal menghalangi mereka mencari nafkah.

“Kabarnya ada penutupan di setiap pintu masuk kabupaten/kota. Kalau memang benar kami tentu keberatan soalnya mau cari nafkah gimana lagi. Ini satu-satunya usaha kami,” keluhnya juga.

Kendati demikian, pria berusia 47 tahun itu, menjelaskan, bahwa kabar penutupan itu masih simpang siur.

Dirinya belum menerima edaran atau aturan larangan mudik maupun penutupan pintu masuk kabupaten/kota secara jelas dan detail.

Karena itu, rencananya ia beserta teman seprofesi lainnya berencana akan menanyakan nasibnya kepada pengurus Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kalsel.

“Rencananya memang ada pembicaraan dengan Organda, supaya kita bisa jalan. Karena kami juga perlu kejelasan soal larangan ini,” ujar Asbani.

Karena itu, ia berharap agar bisa dipertemukan dengan pemerintah untuk bisa menyampaikan nasib yang kami alami sekarang ini.

“Sekarang aja sudah sepi penumpangnya. Apalagi kalau ditutup. Kami juga ingin mencari nafkah untuk keluarga agar bisa merasakan Idulfitri bersama keluarga,” tandasnya.