Kalsel

Dilarang Demo Omnibus Law, Mahasiswa Banjarmasin: Kami Tetap Bergerak!

apahabar.com, BANJARBARU – Dilarang gelar aksi demonstrasi menolak Omnibus Law Cipta Kerja, Mahasiswa tak gentar. Pasalnya,…

Oleh Syarif
Demo tolak Omnibus Law. Foto-Antara

apahabar.com, BANJARBARU – Dilarang gelar aksi demonstrasi menolak Omnibus Law Cipta Kerja, Mahasiswa tak gentar.

Pasalnya, mereka menilai surat edaran yang dikeluarkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) itu mencederai visi atau program Kampus Merdeka.

Seperti diketahui, Kemendikbud mengeluarkan surat edaran yang mengimbau agar mahasiswa tidak ikut demonstrasi.

Hal ini tertuang dalam surat edaran Ditjen Pendidikan Tinggi (Dikti) Kemendikbud Nomor 1035/E/KM/2020 perihal Imbauan Pembelajaran secara Daring dan Sosialisasi UU Cipta Kerja.

“Inilah bentuk ketidakpercayaan diri pemerintah pada undang undang yang mereka ciptakan baik dari legislatif maupun eksekutif mereka tidak percaya diri dan hari ini mereka rendah,” ujar Ketua BEM ULM sekaligus Koorwil BEM se-Kalsel, Ahdiat Zairullah kepada apahabar.com, Senin (12/10/2020) siang.

Surat edaran tersebut kata Ahdiat sebagai alat peredam massa aksi diseluruh wilayah. Dan seharusnya menurutnya masyarakat tidak dipaksa mensetujui yang sudah jadi.

Sebab sosialisasi, diskusi atau perdebatan seharusnya dilakukan sebelum UU itu di sah kan.

“Hari ini kita tidak akan menerima sosialisasi itu karena harusnya pengaktifan sosialisasi pencerdasan terkait omnibus law ini harusnya sebelum disah kan, nah ini kita tidak boleh dipaska menerima sesuatu yang jadi,” jelasnya

Meski, katanya dosen terlibat dalam sosialisasi UU Cipta Kerja, mahasiswa tidak terpengaruh.

Ditambah lagi, pelarangan demonstrasi mahasiswa tidak sesuai dengan program kampus merdeka. Dimana kata Ahdiat kampus merdeka ialah merdeka berpikir dan bertidak.

“Nah kenapa kemudian dosen dosen disuruh mensosialisasikan, itu hanya untuk meredam massa aksi, dan kami tidak akan melakukan itu,” terangnya kepada media ini.

Kemudian, terkait imbauan larangan demo dan sebagainya juga dinilai Ahdiat sangat bertentangan dengan visi atau program yang dibangun oleh Nadiem Makarim sebagai Mendikbud.

“yaitu kampus merdeka yang sejatinya bebas dalam artian merdeka berpikir merdeka bertindak saya rasa Nadiem Makarim sendiri yang mencederai kampus merdeka itu,” ucapnya.

Ia mewakili mahasiswa Kalsel menegaskan mahasiswa tidak akan mematuhi imbauan dari kemendikbud itu.
“Kami akan tetap bergerak,” pungkasnya.