Sport

Diimbangi Myanmar, Indra Sjafri Ungkap Penyebabnya

apahabar.com, PHNOM PENH – Melakoni laga perdana, tim nasional Indonesia U-22 hanya mampu bermain imbang 1-1…

Penyisihan Piala AFF U-22 Grup B, antara Indonesia melawan Myanmar. Foto-net

apahabar.com, PHNOM PENH - Melakoni laga perdana, tim nasional Indonesia U-22 hanya mampu bermain imbang 1-1 saat melawam Myanmar dalam penyisihan Grup B Piala AFF. Ada sejumlah penyebab menurut sang arsitek, Indra Sjafri sehingga timnya mendapatkan hasil tersebut.

Berlaga di Stadion Nasional, Phnom Penh, Kamboja, Senin (18/2) sore Wita, kedua tim bermain di bawah suhu 35 derajat celcius.

Baca Juga:Rutin Gelar Silaturrahmi, BPFC Miliki 32 Ribu Anggota di FB

Pertandingan cukup alot, dengan bermain terbuka. Namun, Indonesia dibuat kesulitan oleh Myanmar, sehingga harus ketinggalan 1-0. Beruntung Indonesia punya Rachmat Irianto, yang dapat menyamakan kedudukan, setelah memaksimalkan kemelut hasil dari sepak pojok.

Tentu saja hasil ini tidak sesuai dengan harapan, Indra Sjafri. Ia menilai penampilan para pemainnya belum sebaik di tiga laga uji coba.

“Pertandingan pertama yang kami prediksi akan selalu sulit,” ujar Indra dalam jumpa pers purnalaga di Stadion Nasional, Phnom Penh, Kamboja, seperti dikutip Antara, Senin (18/2).

Ia mengatakan gol yang dilesakkan sayap kanan Myanmar Myat Kaung Khant seharusnya tidak terjadi.

“Itu kesalahan dari pemain kita. Setelah itu pelan-pelan kita mulai membaik, tapi belum seperti dalam tiga laga uji coba di Indonesia,” kata Indra.

Padahal, hasil tersebut tidak jauh berbeda dibandingkan tiga laga uji coba yang semuanya juga berakhir imbang, yakni 2-2 kontra Bhayangkara FC, 1-1 melawan Arema FC, dan 1-1 menghadapi Madura United.

Indra juga mengaku tidak mau menjadikan kondisi permukaan lapangan yang tak cukup baik sebagai alasan, namun tetap tak bisa menghindarkan diri untuk mengeluhkan situasi tersebut.

“Myanmar juga pakai lapangan yang sama. Itu bukan alasan,” katanya

“Tapi mungkin adaptasi lapangan memang jadi soal, bukan kami saja yang mengeluh, tim lain juga mengeluhkan hal yang sama,” ujar Indra menambahkan.

Di sisi lain, ia juga menyebut dua pergantian pemain yang terpaksa dilakukan lantaran cedera yang dialami Witan Sulaiman dan Samuel Christianson Simanjuntak cukup mengganggu penerapan skema permainan yang direncanakan.

“Tentu mengganggu, pergantian pemain seharusnya strategis,” ujarnya.

Akibat itu pula, Indra kehabisan kesempatan untuk melakukan strategi khasnya ketika berada dalam kondisi tertekan lewat memasukkan supersub andalannya, Todd Rivaldo Ferre, lantaran tiga slot pergantian telah dilakukan.

Billy Paji Keraf masuk menggantikan Witan dan Firza Andika untuk Samuel, sedangkan di babak pertama Indra sudah lebih dulu menarik keluar Hanif Sjahbandi untuk memasukkan Muhammad Rafi Syarahil.

“Billy lebih cocok, karena kami butuh posisi 10 bukan tujuh atau 11,” kata Indra.

Baca Juga:Penasaran Soto Banjar, Yakob Sayuri Juga Rindu Kuliner Papeda Khas Papua

Indra kini memiliki tugas berat untuk meraih hasil lebih positif saat melakoni laga kedua melawan Malaysia pada Rabu (20/2) pukul 15.30 WIB.

Editor: Ahmad Zainal Muttaqin