News

Dihantam Krisis Ekonomi Global, Bahlil Lahadalia: Inflasi Indonesia Masih Terkendali

apahabar.com, JAKARTA – Di tengah krisis ekonomi global membuat bergejolak hampir dialami semua negara di dunia….

Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia. Foto: Resti/apahabar.com

apahabar.com, JAKARTA - Di tengah krisis ekonomi global membuat bergejolak hampir dialami semua negara di dunia. Inflasi di Indonesia mengalami kenaikan namun masih terkendali dan terjaga di angka 4,35 persen dengan pertumbuhan investasi mencapai 5,44 persen.

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Bahlil Lahadalia membandingkan inflasi Indonesia dengan negara G20 lainnya per periode Januari 2022 sampai Juni 2022 tergolong dapat terkendali dengan angka inflasi yang lebih kecil dibandingkan negara lainnya.

"Untuk inflasi Indonesia berada pada angka 4,35 persen, lalu Australia 5,1 persen, Korea selatan 6 persen, India 7 persen, Jerman 7,6 persen, Amerika Serikat 7,6 persen, Inggris 9,1 persen, Turki 78,6 persen, Brazil 11,89 persen, 4,35 persen Ruplik Rakyat Tiongkok 2,5 persen," papar Bahlil dalam konferensi pers yang di siarkan secara daring melalui YouTube Kementerian Investasi BKPM, Senin (8/8).

Menurut Bahlil, inflasi terjadi disebabkan oleh gangguan pasokan gas serta krisis pangan. Selain itu dia menjelaskan bahwa inflasi Indonesia berada di posisi tengah di antara negara Asia Tenggara lainnya.

Yaitu Singapura 6,68 persen, Malaysia 3,37 persen, Thailand 7,66 persen, Vietnam 3,40 persen, Laos 23,60 persen, Myanmar 17,30 persen, Brunei 3,90 persen, Kamboja 7,20 persen, Filipina 6,10 persen, kemudian Indonesia 4,35 persen.

Ia pun mengaitkan inflasi yang terjadi dari rata-rata kepemimpinan presiden sebelumnya yaitu pada kepemimpinan B.J. Habibie rata-rata 2 persen, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur rata-rata 10,96 persen, kemudian Megawati Soekarno Putri rata-rata 7,18 persen, lalu Susilo Bambang Yudhoyonoatau SBY rata-rata 7,52 persen, kemudian Jokowi rata-rata 2,7persen.

Berdasarkan pertumbuhan ekonomi pada Kuartal II Indonesia mencapai angka 5,44 persen YoY (Year of Year), berdasarkan perbandingkan hasil per satu periode secara tahunan.

"Saya akan mensharing juga, pertumbuhan ekonomi di kuartal kedua yaitu, Amerika 0,9 persen YoY, Uni Eropa 4 persen YoY, Republik Rakyat Tiongkok 0,4 persen YoY, Korea Selatan 2,9 persen YoY, India 4,1 persen YoY Singapura 4,8 persen YoY, Vietnam 7,72 persen YoY, dan Indonesia 5,44 persen YoY," terang Bahlil. (Resti)

Tags
News