Digitalisasi Pariwisata

Digitalisasi Pariwisata di DIY Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Digitalisasi mendorong manfaat luar biasa dengan menawarkan peluang pertumbuhan ekonomi baru di berbagai sektor, termasuk industri pariwisata.

Trans Jogja resmi beroperasi hingga Kabupaten Bantul pada Rabu 1 November 2022. Operasional bus milik BUMD Pemda DIY ini mendapat respons bagus dari warga Bumi Projotamansari dan masyarakat sekitar. Hal ini memberikan dampak baik bagi pariwisata juga. Foto: net/Ist

apahabar.com, JAKARTA — Digitalisasi mendorong manfaat luar biasa dengan menawarkan peluang pertumbuhan ekonomi baru di berbagai sektor, termasuk industri pariwisata.

Riset East Ventures Digital Competitiveness Index (EV DCI) 2022 menunjukkan DIY berada di peringkat ketiga daya saing digital dengan skor 60,6. Oleh karena itu, Traveloka sebagai platform perjalanan terdepan se-Asia Tenggara melihat transformasi digital turut berkontribusi dalam membangun sektor pariwisata di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

CEO of Transport Traveloka Iko Putera mengungkapkan DIY merupakan salah satu destinasi wisata penting di Indonesia bahkan Asia Tenggara dengan tingkat penetrasi digital yang tinggi.

Traveloka melihat potensi pariwisata DIY sangat besar. Terlebih jika mengacu pada data Bank Indonesia, sektor pariwisata berkontribusi terhadap pembentukan produk domestik regional bruto (PDRB) DIY sekitar 55 persen.

Baca Juga: 4 Wilayah di Papua akan Fokus pada Pariwisata dan Investasi

“Melihat peluang tersebut, Traveloka terus berkomitmen untuk mendorong digitalisasi sektor perjalanan dan wisata di DIY, diantaranya dengan mendukung Kemenparekraf yang juga baru saja mengumumkan gelaran ASEAN Tourism Forum (ATF) 2023 yang diselenggarakan di DIY," ungkapnya di Jakarta, Kamis (2/2).

Di tempat berbeda, Ketua Ikatan Cendekiawan Pariwisata Indonesia Azril Azhari menilai meskipun DIY menempatkan pariwisata sebagai penopang perekonomian, tetapi angka wisatawan mancanegara belum terlalu signifikan.

“Padahal potensinya sangat besar. Selain wisata alam, di sini ada wisata budaya, dan kekhasan yang unik juga,” ujarnya.

Azril membenarkan saat ini pengembangan pariwisata DIY harus mengadaptasi pergeseran tren pariwisata yang terjadi selama pandemi. “Pariwisata lebih customize, personalize dan localize, ini yang penting juga selain dengan digitalisasi,” tutupnya.

Baca Juga: Desa Wisata jadi Unggulan Pemulihan Pariwisata, Pembenahan Terus Dilakukan

Terlebih lagi, DIY merupakan tuan rumah penyelenggaraan ASEAN Tourism Forum (ATF) 2023, yang akan dihelat pada tanggal 2-5 Februari 2023. Forum ini pun menjadi momentum untuk memacu kreativitas dan kesiapan industri pariwisata daerah sekaligus meningkatkan minat wisatawan domestik maupun mancanegara.

Digitalisasi pariwisata DIY

Digitalisasi dalam layanan perjalanan dan wisata yang end-to-end, di mana hal ini tidak hanya membantu wisatawan untuk merencanakan dan menikmati perjalanan wisata, tetapi juga menggerakkan ekonomi sekitar yang terlibat dalam ekosistem destinasi wisata tersebut. 

Upaya itu pun telah sukses merangsang pertumbuhan pariwisata Yogyakarta dalam rangka mendorong pemulihan ekonomi. Menurut data internal Traveloka, pencarian konsumen terhadap destinasi Yogyakarta meningkat hampir 40% pada tahun 2022, dibandingkan dengan tahun 2021.

Selain itu, permintaan konsumen terhadap Borobudur meningkat lebih dari 60% pada tahun 2022, dengan 4 atraksi lokal yang paling diminati oleh wisatawan, di antaranya adalah Candi Prambanan, Candi Borobudur, Jogja Bay Waterpark dan Candi Ratu Boko.

Baca Juga: Kenalin "Travex", Forum Bisnis Pelaku Pariwisata ASEAN

Dari segi transportasi, permintaan pencarian menuju DIY juga terus mengalami peningkatan yang signifikan, dimana tercatat peningkatan permintaan penerbangan dan moda transportasi darat Bus & Shuttle masing-masing lebih dari 2x sepanjang tahun 2022 dibandingkan 2021.

Kenaikan ini turut didorong melalui beragam tawaran produk dan layanan perjalanan yang selalu berfokus untuk memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi konsumen.