Kalsel

Digaruk Dua Excavator, Lapak PKL Handil Bakti Rata dengan Tanah

apahabar.com, MARABAHAN – Hanya dalam waktu sehari, Senin (19/10), puluhan lapak PKL di sepanjang Sungai Handil…

Setelah Terminal Handil Bakti, excavator mulai membongkar lapak-lapak PKL di sepanjang Sungai Handil Bakti. Foto-Istimewa

apahabar.com, MARABAHAN – Hanya dalam waktu sehari, Senin (19/10), puluhan lapak PKL di sepanjang Sungai Handil Bakti rata dengan tanah.

Pembongkaran dilakukan sejak pagi. Diawali dari Jembatan Berangas hingga depan Rumah Makan Pawon Tlogo.

Lapak-lapak itu dibongkar menggunakan dua excavator dari Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Kalimantan Selatan dan Pemkab Barito Kuala.

Imbasnya semua lapak pun rata dengan tanah. Sementara sisa material hasil pembongkaran, diangkut ke TPA Tabing Rimbah menggunakan truk.

Tidak cuma bangunan, puluhan pohon juga dibabat. Itu termasuk satu pohon mangga yang sedang berbuah. Akhirnya puluhan buah mangga itu pun menjadi rebutan warga.

Sebelum dilakukan alat berat, sejumlah pedagang juga sudah membongkar sendiri lapak mereka. Material yang masih bisa dipakai, juga langsung dipilah dan dibawa pulang.

Selanjutnya sejumlah pedagang mulai menempatkan barang-barang mereka di los Pasar Induk Handil Bakti. Tersedia 160 los untuk 132 pedagang.

“Saya sudah dapat los di Pasar Induk Handil Bakti. Namun agak kurang yakin didatangi pembeli, karena lokasi yang jauh di dalam,” papar Wahyu, salah seorang pedagang buah.

“Justru kami menginginkan pemerintah membangun dan mengelola lapak baru di seberang sungai,” imbuhnya.

Hanya keinginan Wahyu tampaknya bertepuk sebelah tangan, mengingat Pemkab Batola juga berencana membongkar warung yang berada di seberang sungai, khususnya di jalur hijau.

Selain membongkar lapak PKL, pedagang yang menggelar dagangan di atas mobil juga dilarang berada di sekitar jalur hijau.

“Berbarengan dengan pembongkaran lapak, pedagang yang berjualan di atas mobil juga sudah diperingatkan,” papar Kasat Pol PP Batola, Anjar Wijaya, melalui Kabid Ketertiban Umum Aris Saputera.

“Terhitung mulai 20 Oktober, mereka tidak diperbolehkan lagi berjualan di sisi jalan yang berdekatan dengan sungai. Larangan itu berlaku dari Jembatan Berangas hingga Simpang Serapat,” imbuhnya.

Pembongkaran tersebut dilakukan dalam rangka pelebaran sisa jalan sepanjang 2,7 kilometer oleh BPJN. Selain menangani jalan, juga dilakukan pelebaran empat buah jembatan.

Lapak-lapak PKL Handil Bakti yang tertinggal puing, setelah dirobohkan sepanjang siang, Senin (19/10). Foto-Istimewa