Didemo Gegara Chat Mesum, Kades Ungga Klaim Nomor Ponsel Diretas hingga Tempuh Langkah Hukum

Kepala Desa (Kades) Ungga, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Suasto Hadiputro Armin baru-baru ini menjadi buah bibir.

Ilustrasi. Foto-Net

apahabar.com, BANJARMASIN - Kepala Desa (Kades) Ungga, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Suasto Hadiputro Armin baru-baru ini menjadi buah bibir.

Hal ini lantaran kabarnya seorang warga berinisial L (19) diminta untuk mengirim foto bugil ke Suasto melalui pesan chat WhatsApp (WA).

L yang mendapat chat WA seperti itu lantas melapor ke suaminya. Hal inilah yang kemudian menimbulkan reaksi keras suami dan masyarakat Desa Ungga.

Mereka lalu beramai-ramai mendatangi kantor desa meminta kejelasan atas permasalahan tersebut. Sempat terjadi aksi pukul antara massa dan aparat kepolisian yang berjaga di lokasi.

Bahkan mobil kades yang berada di halaman kantor desa terpaksa harus diamankan oleh kepolisian, karena di dalamnya ditemukan adanya sebilah parang panjang yang kemudian membuat reaksi masyarakat makin memanas.

Beruntung situasi bentrok tidak berlangsung lama, karena massa dan aparat sama-sama bisa saling menenangkan diri.

Terkini, Suasto akhirnya buka suara terkait masalah tersebut. Ia mengklaim bahwa nomor pribadinya yang terdaftar di aplikasi WA terkena hack atau diretas. Karena itu, ia membantah telah meminta foto bugil warganya berinisial L (19) melalui WA.

Kepala Desa (Kades) Ungga, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Suasto Hadiputro Armin. Foto-Detik

"Saya sumpah demi dunia akhirat tidak melakukan itu (meminta foto bugil)," tutur Suasto, dilansir dari detik, Selasa (7/2).

Selebihnya dari keterangan Suasto, nomor 081917097*** itu sudah lama tidak digunakannya karena diretas. Bahkan, beberapa waktu lalu ia mendapatkan informasi ada orang lain yang menyalahgunakan nomor tersebut untuk meminta sesuatu.

"Saya tidak pakai lagi (nomor ponsel) dan nomor itu sudah sering dipakai orang lain," tambahnya.

Selain itu, Suasto kini bakal mengambil langkah hukum kepada warganya yang melakukan aksi demo di kantor Desa Ungga. Laporan tersebut terkait rumor dugaan percakapan asusila yang menyebar di media sosial yang menyeret nama

“Ada dua masalah yang akan saya laporkan. Pertama dugaan Undang-Undang ITE dan dugaan pengerusakan pintu gerbang kantor desa," ungkap Suasto dilansir lombokpost.com, Rabu (8/2).

Bagi Suasto, apa yang dijalankannya itu semata-mata ingin mengembalikan nama baiknya. Sekaligus pembelajaran bersama, guna bijak dalam bermedia sosial.