Hot Borneo

Di Tengah Isu Kenaikan, Berikut Harga BBM di Kalsel

apahabar.com, BANJARBARU – Pemerintah memberi sinyal menaikan harga BBM subsidi, salah satunya jenis Pertalie per 1…

Suasana SPBU di Banjarbaru di tengah isu kenaikan harga BBM, Kamis (1/9). Foto-apahabar.com/Hasan

apahabar.com, BANJARBARU – Pemerintah memberi sinyal menaikan harga BBM subsidi, salah satunya jenis Pertalie per 1 September 2022.

Namun di Kalsel, harga Pertalite masih sama seperti dulu. Yakni Rp7.650. Di SPBU 6470708 Jalan Trikora misalnya, harga Pertalite belum ada kenaikan.

“Iya, ada dengar isu kenaikan. Tapi sampai saat ini harga Pertalite masih sama,” kata Admin SPBU 6470708 Sidomulyo, Mega, Kamis (1/9).

Malah kata dia, harga BBM nonsubsidi yang turun. Seperti Pertamax Turbo, dari Rp18.250 menjadi Rp16.250. Lalu Dexlite, dari Rp18.150 jadi Rp17.450.

“Dan Pertamina Dex, dari Rp19.250 menjadi 17.750 rupiah,” bebernya.

Meski Pertalite tidak naik, tutur Mega, namun adanya kabar harganya meningkat, penjualan di akhir Agustus kemarin sangat melonjak.

“Penjualan naik sekitar 90 persen. Biasanya hanya terjual 11 sampai 12 ribu liter dalam sehari. Tapi di akhir bulan kemarin, Pertalite hampir 20 ribu liter terjual per hari,” akunya.

Bahkan kata dia, antrean sempat membeludak. Menurutnya, banyak pembeli di akhir Agustus itu dampak dari isu kenaikan harga Pertalite.

Hal sama terjadi di SPBU 6470712 Guntung Damar. Kenaikan harga Pertalite juga belum terjadi.

Pengawas SPBU Guntung Damar, Fahriansyah menyatakan, harga pertalite masih Rp7.650. “Masih seperti biasa,” katanya.

Pun harga BBM nonsubsidi. Seperti Pertamax Turbo, Dexlite dan Pertamina Dex, harganya juga turun.

Seperti diketahui, sinyal kenaikan harga BBM bersubsidi sendiri disuarakan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Menteri Koordinator bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan.

Sri Mulyani mengaku bahwa anggaran subsidi dan kompensasi untuk BBM dan listrik melonjak tiga kali lipat hingga Rp 502 triliun dan diperkirakan masih terus merangkak naik hingga Rp 698 triliun akibat kenaikan harga pangan dan energi yang dipicu eskalasi geopolitik.

Serupa, Luhut menyebut bahwa pemerintah telah siap bila harga BBM bersubsidi benar-benar naik. Ia mengatakan pemerintah akan memastikan kenaikan harga BBM tidak ikut mengerek laju inflasi nasional di sisa tahun ini.