Nasional

Di Munas Alim Ulama dan Konbes NU Jokowi Cerita Konflik Afghanistan

apahabar.com, BANJAR – Presiden Joko Widodo (Jokowi) membunyikan angklung sebagai tanda membuka Musyawarah Nasional (Munas) Alim…

Presiden Jokowi didampingi Ketua Umum PBNU KH. Said Aqil Siroj dalam acara Munas Alim Ulama dan Konferensi Besar NU di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al Azhar, Citangkolo, Kota Banjar, Jawa Barat, Rabu (27/2) siang. Foto-Tempo.co

apahabar.com, BANJAR – Presiden Joko Widodo (Jokowi) membunyikan angklung sebagai tanda membuka Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama dan Konferensi Besar (Konbes) Nahdlatul Ulama (NU), di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al Azhar, Citangkolo, Kota Banjar, Jawa Barat, Rabu (27/2) siang.

Dalam sambutannya, Presiden Jokowi menyampaikan terima kasih kepada NU yang telah berkontribusi dalam merawat keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Jokowi menyebut warga Nahdliyin selalu berada di garis depan dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan.

“Saya ucapkan terima kasih NU sudah berikan konstribusi dalam merawat Indonesia,” kata Jokowi

NU, kata Jokowi, telah menetapkan Pancasila sebagai solusi masalah kedaulatan bangsa. Dan, kesepakatan untuk keadilan masyarakat Indonesia.

Presiden Jokowi juga berpesan agar rakyat Indonesia senantiasa menjaga persatuan.

“Saya titip hati-hati, jangan sampai ada konflik sekecil apapun di negara ini, cepat selesaikan, rampungkan. Ukhuwah persaudaraan sangat penting, ukhuwah watoniah, insaniah,” kata Jokowi di hadapan tamu undangan dan peserta Munas dan Konbes NU.

Kemudian Jokowi menceritakan tentang konflik di negara Afganistan.

Jokowi mengungkapkan bahwa ibu negara Afganistan, Rula Ghani, istri Presiden Ashraf Ghani mengatakan, 40 tahun lalu negaranya aman tentram.

Negara tersebut merupakan negara kaya raya, punya deposit emas terbesar dan cadangan gas-nya besar.

Baca Juga:Jokowi Janji Membuat 3.000 BLK Pesantren

“40 tahun lalu saya bisa nyetir dari Kabul ke kota lain dengan aman, tidak masalah,” sebut Jokowi mengutip istri Presiden Ashraf Ghani.

Jokowi melanjutkan, problem di negara tersebut dimulai saat dua suku terlibat konflik. Di sana ada tujuh suku.

“Karena konflik dua suku tersebut membawa kawan dari luar, akhirnya perang. Sulit dipertemukan kembali,” tambah dia.

Pesan dari Ibu Negara Afganistan tersebut, kata Jokowi, jika sudah terjadi perang, maka sangat sulit mempersatukannya kembali.

“Saat perang yang dirugikan ada dua, wanita dan anak-anak,” tandas Jokowi.

Oleh sebab itu, Jokowi mengingatkan jangan sampai rasa persaudaraan sebangsa dan setanah air luntur hanya kerena berbeda pilihan.

Jokowi mengajak semua pihak khususnya umat muslim untuk menjaga ukhuwah Islamiyah, ukhuwah watoniah.

“Sesuai tema Munas Alim Ulama dan konbes menjaga ukhuwah watoniah kita,” kata dia.

Hadir dalam acara Munas Alim Ulama dan Konbes NU tersebut, di antaranya, Ketua PBNU Said Aqil, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Gubernur Jawa Timur yang juga Ketua Umum Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa, putri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Yenny Wahid.

Sementara pejabat yang mendampingi Jokowi, antara lain Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono, Sekretaris Militer Presiden Marsda TNI Trisno Hendradi, dan Komandan Paspampres Mayjen TNI Maruli Simanjuntak.

Editor: Budi Ismanto