Tak Berkategori

Di Depan Ratusan Pimpinan Ponpes Kalsel, Deputi Gubernur BI Bicara Ekonomi dan Keuangan Syariah

apahabar.com, BANJARMASIN – Dirasa lebih tahan terhadap goncangan, Kalimantan Selatan dirasa perlu mengembangkan ekonomi dan keungan…

Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo (tengah) didampingi Kepala BI Kalsel Herawanto (baju putih kiri) saat peresmian PSBI sarana pengembangan air mineral di Pondok Pesanteren Darul Hijrah, Cindai Alus, Martapura, Sabtu (2/2). Foto-apahabar.com/Rizal

apahabar.com, BANJARMASIN – Dirasa lebih tahan terhadap goncangan, Kalimantan Selatan dirasa perlu mengembangkan ekonomi dan keungan syariah. Dari temuan awal riset strategi pertumbuhan Bank Indonesia, Kalimantan Selatan perlu melirik pertumbuhan ekonomi baru, yaitu agroindustri, perikanan, ekonomi kreatif dan pariwisata.

Ketiga sektor tadi dinilai mampu menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru untuk melepas ketergantungan tiga sektor yakni, pertambangan, khususnya batu bara, CPO, dan karet yang rentan terhadap kondisi global.

“Kami memandang dengan potensi yang ada, salah satu potensi dapat dikembangkan untuk meningkatkan ekonomi di Kalsel adalah, ekonomi dan keuangan syariah,” ujar Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kalsel Herawanto, di Banjarmasin, Sabtu (2/2).

Baca Juga:Bergantung Tiga Sektor, Ekonomi Kalsel Rentan Kondisi Global

Seirama, Deputi Gubernur BI, Dody Budi Waluyo mengungkapkan, ekonomi dan keuangan syariah lebih tahan krisis. Disebutkan, tensi perang dagang AS dan China memang sudah berangsur reda. Akibatnya, kata dia, banyak ketahanan ekonomi negara yang ikut terhempas, termasuk Indonesia.

“Ekonomi dan sistem keuangan syariah khususunya berbasis UMKM lebih tahan krisis,” jelasnya. “Itu relatif berpotensi mengisi kesenjangan yang dihadapi ekonomi dan keuangan dunia saat ini,” ujarnya setelah peresmian PSBI sarana pengembangan air mineral di Pondok Pesantren Darul Hijrah, Cindai Alus, Martapura, Sabtu (2/2).

Nah, untuk meningkatkan ketahanan ekonomi, Bank Indoneisa (BI) kini tengah getol membangun pertahanan ekonomi negara. Salah satu mode yang kini diterapkan adalah mendorong ekonomi berbasis syariah.

Baca Juga:Menggeliatkan Ekonomi Syariah di Pondok Pesantren

BI memandang keuangan dan ekonomi syariah memiliki peran penting dalam memperkuat struktur ekonomi dan pasar keuangan, baik saat ini maupun di masa depan. Pengalaman krisis keuangan di masa lalu membuktikan fundamental ekonomi dan keuangan syariah yang tetap kuat menjadi solusi untuk memperkuat ekonomi.

Dody juga menambahkan, saat ini pertumbuhan ekonomi dunia yang datar dan tidak merata dapat menganggu ketahanan keuangan secara global. Jika kondisi tersebut dapat dihadapi dengan kebijakan atau langkah bisnis seperti biasa akan berdampak pada ketimpangan yang semakin meningkat.

Untuk itu, BI mendorong ekonomi dan sistem keuangan syariah yang disosialisasikan pada berbagai pesantren di Indonesia. Di Kalimantan Selatan, Dody juga menyampaikan betapa kokohnya ekonomi dan sistem keuangan syariah, kepada lebih dari 150 Pimpinan Pondok Pesantren.

Baca Juga:Ekonom Kalsel: Bagasi Pesawat Berbayar Berpotensi Matikan Usaha Kecil

“Kinerja ekonomi dan keuangan syariah dunia terus menunjukkan pertumbuhan sekaligus memperlihatkan potensi yang besar sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru,”Kata Dody

Dari kacamatanya, nilai konsumsi masyarakat muslim dunia di berbagai sektor pada tahun 2017 sebesar USD2,1 triliun, sedangkan khusus sektor keuangan syariah sendiri tercatat memiliki total aset sebesar USD2,4 triliun.

Melihat potensi itu, Indonesia sebagai negara dengan jumlah populasi muslim terbesar di dunia tidak boleh sampai ketinggalan. Dia mengharapkan Indonesia menjadi pemain utama baik dalam industri produk halal maupun keuangan syariah global.

Baca Juga:Pertamina Belum Berencana Lepas Elpiji 3 Kg Non-Subsidi ke Kalimantan Selatan

Reporter: Rizal Khalqi
Editor: Fariz Fadhillah