Kalsel

Detik-detik Mobil Presiden Jokowi Terobos Banjir Kalsel

apahabar.com, BANJARMASIN – Presiden Joko Widodo telah menyambangi korban banjir Kalimantan Selatan, pada Senin (18/1) kemarin….

Detik-detik mobil Presiden Jokowi terobos banjir. Foto-Sekretariat Presiden

apahabar.com, BANJARMASIN - Presiden Joko Widodo telah menyambangi korban banjir Kalimantan Selatan, pada Senin (18/1) kemarin.

Ketika menuju ke lokasi kunjungan, mobil SUV Toyota Land Cruiser yang ditumpangi Presiden Jokowi menerobos banjir saat melintas di Kecamatan Martapura Timur, Kabupaten Banjar, Kalsel.

Peristiwa itu terjadi saat rombongan mobil kepresidenan melaju dari bandara Syamsuddin Noor Banjarbaru menuju Jembatan Pekauman.

Deputi bidang Protokol, Pers dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin mengatakan mobil yang ditumpangi Jokowi tidak terendam. Bahkan setelah melewati banjir, mobil Jokowi tidak mengalami masalah dan semua terkendali.

"Kebetulan mobil yang digunakan tinggi-tinggi, Commuter aja bisa lewat," ucap Bey Machmudin dilansir Detik.com.

Apakah mobil Presiden Jokowi aman ?

Senior Instructor Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), Sony Susmana mengatakan memang beberapa mobil bisa menerobos banjir, meski mobil tidak dirancang untuk berjalan di air.

"Ada beberapa spesifikasi mobil yang saat menerobos banjir masih aman, seperti secara fisik tinggi, beberapa komponen dan materialnya heavy duty, memiliki bobot yang berat sehingga tidak mudah terbawa arus. Selain itu juga memiliki ban sesuai dengan medannya, misalnya ban AT (all terrain)," jelas Sony.

Kendati demikian, Sony mewanti-wanti tidak semua banjir diterobos.

"Hanya kondisi terpaksa dan setelahnya harus di check di bengkel terkait," katanya.

Dia juga menyoroti keahlian Paspampres yang mengemudikan mobil Presiden Jokowi. Paspampres itu, menurutnya, sudah terlatih secara berkala.

"Kalau mereka bilang terabas, berarti sudah dengan pertimbangan yang matang. Kita tahu Paspampres adalah prajurit pilihan. Saya tahu banget, karena saya salah satu instruktur yang pernah ditunjuk untuk melatih mereka," pungkasnya.

Sebelumya, Presiden Joko Widodo bertolak menuju Kalimantan Selatan, pada Senin (18/1), sekitar pukul 10.05 WIB.

Presiden berangkat menggunakan Pesawat Kepresidenan Indonesia-1 dari Pangkalan TNI-AU Halim Perdanakusuma menuju Pangkalan TNI-AU Syamsuddin Noor.

Presiden Jokowi meninjau sejumlah lokasi banjir di Kalsel. Salah satunya Kelurahan Pekauman, Kecamatan Martapura Timur, Kabupaten Banjar.

Presiden Jokowi juga meninjau Jembatan Mataraman di Jalan Achmad Yani Kilometer 55, yang terputus akibat terjangan banjir.

Ratusan Ribu Warga Terdampak

Badan Penanggulangan Bencana Daerah melaporkan, hingga Minggu 17 Januari, terdapat 210.320 warga di 10 kabupaten/kota terdampak banjir di Kalsel.

Mereka berasal dari 63.454 kepala keluarga. Rinciannya, jumlah korban banjir tertinggi berada di Kabupaten Hulu Sungai Tengah dengan 64.400 jiwa, Kabupaten Banjar 53.865 jiwa, Barito Kuala 28.400 jiwa, Tanah Laut 27.815 jiwa, Balangan 17.501 jiwa, Banjarbaru 8.671 jiwa, Hulu Sungai Selatan 6.690 jiwa, Tapin 1.492 jiwa, Tabalong 770 jiwa, dan Banjarmasin 716 jiwa.

BPBD Kalsel juga mencatat 22.543 rumah terendam, dan sebagian rusak akibat terjangan banjir. Air bah juga meluluhlantakkan 68 jalan, 14 jembatan, 8 rumah ibadah, dan 11 sekolah.

Setidaknya, 37.756 jiwa terpaksa mengungsi dari kediamannya. Ironisnya, bencana ekologis ini juga telah menelan 15 korban jiwa. Mereka berasal dari Tanah Laut 7 orang, masing-masing 3 orang dari Banjar, dan HST, serta 1 orang masing-masing dari Banjarbaru, dan Tapin.

Analisis LAPAN

Lembaga Penerbangan, dan Antariksa Nasional atau LAPAN, menemukan luasan genangan banjir tertinggi mencapai 60 ribu hektare di Barito Kuala, Kabupaen Banjar 40 ribu hektare, Tanah Laut 29 ribu hektare, Kabupaten Hulu Sungai Tengah 12 ribu hektare, Hulu Sungai Selatan 11 ribu hektare, Tapin 11 ribu hektare, dan Tabalong sekitar 10 ribu hektare.

Sementara luas genangan air di Kabupaten Balangan, Barito Selatan, Barito Timur, Barito Utara, Hulu Sungai Utara, Kota Banjarmasin, hingga Kabupaten Murung Raya antara 8 sampai 10 ribu hektare.