News

Derita Remaja Palangka Raya, Idap Tumor Ganas Butuh Biaya untuk Sembuh

apahabar.com, PALANGKA RAYA – Sudah sembilan bulan, Jelianto terbaring di rumahnya. Remaja di Kota Palangka Raya,…

Remaja penderita tumor ganas, Jelianto (17), di rumah keluarganya di Kota Palangka Raya, Kalteng. Foto-Antara

apahabar.com, PALANGKA RAYA – Sudah sembilan bulan, Jelianto terbaring di rumahnya. Remaja di Kota Palangka Raya, Kalteng, ini sungguh menderita, akibat tumor ganas di wajahnya.

Remaja berusia 17 tahun ini sudah beberapa kali menjalani perawatan di rumah sakit. Tetapi, tumor ganas di pipinya tidak sembuh juga.

Menurut sang ibu, Lira Martina (40), salah satu dari tiga anaknya itu, awalnya hanya ada benjolan kecil di gusi sebelah kiri Jelianto.

Namun, anaknya itu mengeluh bagian gusi yang mengalami benjolan terasa gatal.

Keluarga kemudian membawa Jelianto ke puskesmas di Kelurahan Tumbang Kunyi, Kecamatan Sumber Barito, Kabupaten Murung Raya.

Namun, penyakit yang diderita anaknya tidak juga sembuh setelah mendapat pengobatan dari puskesmas.

Puskesmas kemudian merujuknya ke rumah sakit di Murung Raya.

“Oleh pihak rumah sakit dirujuk ke RSUD dr. Doris Sylvanus untuk dirawat dan akhirnya kembali dirujuk ke Rumah Sakit Ulin yang berada di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan,” kata Lira seperti dikutip apahabar.com dari Antara, Minggu (6/3).

Lira menambahkan, setelah menjalani perawatan di beberapa rumah sakit penyakit Jelianto tidak juga sembuh, bahkan bertambah parah.

Sudah Habis Puluhan Juta

Lira, hanya seorang guru Taman Kanak-Kanak di Kelurahan Tumbang Kunyi. Berjuang mengobati anaknya agas sembuh dari tumor ganas.

Dia sudah menghabiskan setidaknya Rp50 juta untuk keperluan perawatan anaknya.

Meskipun biaya pengobatan sudah ditanggung oleh BPJS Kesehatan, ia mengatakan, keluarga membutuhkan bantuan uang untuk ongkos transportasi bolak balik ke rumah sakit dan keperluan lain yang berkaitan dengan pengobatan Jelianto.

“Kami berharap anak kami dapat dioperasi sehingga penyakit yang dideritanya ini sembuh dan anak pertama kami tersebut bisa kembali bersekolah,” kata Lira.

Karena penyakit yang dia derita, Jelianto kini tidak bisa sekolah lagi. Dia hanya bisa tinggal di rumah bersama keluarganya.

“Untuk makan Jelianto hanya makan bubur dengan cara ditelan, kalau mengunyah makanan rasa sakitnya kembali muncul dan air ludahnya selalu keluar,” kata Lira dengan mata berkaca-kaca.

Lira mengatakan bahwa suaminya Atmajewi (52) hanya bisa membelikan obat untuk mengurangi rasa sakit Jelianto.

“Untuk obat tersebut kami beli menggunakan uang pribadi. Memang ada dari pihak sekolah, mereka memberikan perhatian beberapa waktu lalu,” katanya.

Dia berharap dapat bantuan dermawan untuk mengurangi beban derita Jelianto.

“Kami sangat memerlukan uluran baik dari pemerintah atau para dermawan yang berada di Kalteng agar anak kami ini dapat sembuh dari penyakitnya,” pungkas Lira Martina.

Seutas Harap Penyintas Tumor Ganas dari Martapura