Tragedi Km 171 Tanbu

Denny Indrayana Tantang Capres Tengok Km 171 Tanah Bumbu

Jalan nasional yang longsor di Km 171 Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan kembali dipelototi. Kali ini dari Denny Indrayana.

Wmenkumham era Susilo Bambang Yudhoyono; Denny Indrayana mengengok kawasan pertambangan di sekitaran jalan longsor Km 171 Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan. Foto: Denny Indrayana for apahabar.com

apahabar.com, JAKARTA - Jalan nasional yang longsor di Km 171 Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan kembali dipelototi. Kali ini dari Denny Indrayana.

Aktivis anti korupsi itu lantas menantang calon-calon presiden untuk datang. Melihat langsung kondisi terkini kawasan tersebut.

"Saya mengundang perhatian capres Anies Baswedan, Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo untuk melihat langsung," ucapnya, Kamis (4/1).

Baca Juga: Gibran ke Tanah Bumbu, Tapi Cuekin Tragedi Km 171

Wamenkumham era Susilo Bambang Yudhoyono itu membuat video. Ia datang langsung ke lokasi jalan longsor tersebut. Diunggah di Instagram pribadinya.

Yang ia soroti adalah penyebab jalan longsor. Yakni aktivitas pertambangan.

"Bagaimana koruptif dan destruktifnya tata kelola tambang batu bara di Kalsel," katanya.

Ia tak habis pikir. Ada aktivitas tambang di pinggir jalan provinsi. Dan tak ada yang terkena sanksi. "Harusnya ada sanksinya," imbuhnya.

Denny merinci tiga sanksi yang bisa diterapkan. Pertama adalah pidana. Hal itu terkait pelanggaran dalam aktivitas pertambangan.

Kedua, sanksi korupsi. Kata dia, tak mungkin kejahatan tambang itu tanpa ada orang yang bertanggung jawab. Ia yakin ada aliran dana kepada oknum.

Baca Juga: Menteri Basuki: Km 171 Tanah Bumbu Ditangani Bina Marga!

Yang terakhir? Kata dia sanksi lingkungan. "Saya hampir kehilangan kata-kata. Luar biasa! Di pinggir jalan, itu jalan provinsi hampir tidak ada batas, ada pengerukan tambang," sebutnya.

Sebelumnya, cawapres nomor urut dua Gibran Rakabuming Raka baru saja datang ke Tanah Bumbu.

Namun, anak Presiden Joko Widodo itu lupa bila di sana ada jalanan yang longsor di Km 171. Bahkan setahun lebih berlalu, tak kunjung diperbaiki.