Pemilu 2024

Demokrat Bantah Rutin Temui Jokowi Diam-diam di Istana!

Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat, Syarief Hasan menepis tudingan bahwa pimpinan Partai Demokrat rutin menemui Presiden Jokowi secara diam-diam pada malam

Presiden Joko Widodo (kanan) berbincang dengan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pertemuan di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (10/10/2019). ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/hp.

apahabar.com, JAKARTA - Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat, Syarief Hasan menepis tudingan bahwa pimpinan Partai Demokrat rutin menemui Presiden Jokowi secara diam-diam pada malam hari.

Hal ini menanggapi seloroh Jokowi saat bertemu dengan Forum Pemimpin Redaksi di Istana Negara, Senin (29/5) lalu.

"Kami menegaskan bahwa pernyataan Presiden Jokowi di hadapan pimpinan redaksi media massa itu keliru. Partai Demokrat tidak pernah meminta jadwal bertemu di Istana, termasuk jadwal malam hari seperti yang disampaikan Presiden Jokowi," kata Syarief, Jumat (2/6).

Baca Juga: Ganjar Bela Jokowi yang Dituding Intervesi Pilpres 2024

Wakil Ketua MPR ini juga membeberkan bahwa partainya tak pernah sembunyi-sembunyi demi bertemu dengan Jokowi. Maka ia membantah tudingan yang dikhawatirkan membuat masyarakat salah tafsir.

"Kami juga secara tegas menyampaikan bahwa pimpinan Partai Demokrat tidak pernah bertemu secara sembunyi-sembunyi dengan meminta waktu malam hari bertemu Presiden Jokowi," jelasnya.

Menurutnya, pertemuan antara Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Presiden Jokowi hanya sekali terjadi. Itu pun atas undangan dari Presiden Jokowi.

"Pak SBY selaku Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat pernah bertemu Presiden Jokowi hanya sekali di Istana Merdeka. Pertemuan tersebut atas inisiatif undangan Presiden Jokowi, bukan Pak SBY. Mas Ketum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) juga hanya sekali bertemu dengan Presiden Jokowi di Istana Bogor atas inisiatif Presiden Jokowi," imbuh dia.

Baca Juga: Denny: Moeldoko 'Tukar Guling' Kasus Sekma dengan PK Demokrat

Syarief menerangkan bahwa AHY diundang atas inisiatif Presiden Jokowi karena ingin memberikan klarifikasi terkait posisi Istana terhadap Partai Demokrat.

"Pada awalnya Presiden Jokowi mengundang Pak SBY, namun Pak SBY menyampaikan sebaiknya yang hadir adalah Mas AHY selaku Ketum Partai Demokrat," ungkap dia.

"Presiden Jokowi memberikan penjelasan terkait posisi Istana terhadap ulah KSP Moeldoko yang ingin mengambil alih Partai Demokrat secara inkonstitusional," sambung dia.

Baca Juga: KPK Kembali Periksa Ketua Bappilu Demokrat Andi Arief!

Ia mengaku SBY pernah bertemu Presiden Jokowi pada saat diundang hadir dalam Gala Dinner G20 dan pernikahan Kaesang di Solo. Maka ia memastikan bahwa Demokrat masih berada mengisi posisi oposisi yang akan mengawasi kinerja pemerintahan Jokowi.

"Kami tegaskan bahwa posisi Partai Demokrat adalah oposisi. Kami tidak pernah mendekati kekuasaan Presiden Jokowi," pungkasnya.