apahabar.com, BANJARMASIN – Koordinator Wilayah (Korwil) BEM se-Kalsel Ahdiat Zairullah angkat bicara hal lima remaja yang diamankan polisi saat aksi unjuk rasa di Banjarmasin, Selasa (20/10) siang.
Lima remaja ini diamankan karena diduga hendak menyusup ke barisan demonstran yang menolak UU Cipta Kerja di Jalan Lambung Mangkurat.
Demonstrasi digelar juga bertepatan dengan momentum satu tahun Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin.
Nahasnya, beberapa dari mereka tidak mempunyai identitas diri. Sebagian lain malah kedapatan membawa minuman keras yang dimasukkan ke dalam botol plastik.
"Ya sangat disayangkan, tapi kita tidak pernah membenci dan menjaga jarak kepada mereka," ujar Ahdiat kepada apahabar.com di lokasi demo.
BEM, kata Ahdiat, tidak pernah menutup diri dan ingin terus melakukan pendekatan kepada para siswa.
Pihaknya juga mengaku inklusif, terbuka dengan berbagai elemen yang ingin menyampaikan aspirasi mereka untuk memperjuangkan pembatalan Omnibus Law.
Namun begitu dirinya berharap para pelajar bisa lebih kooperatif dan menyesuaikan diri dengan aturan yang berlaku. Antara lain, tidak membawa miras apalagi senjata tajam.
"Kami berharap kedewasaan bersama dari mahasiswa maupun elemen lain karena kita sama sama menjamin dan melindungi," ucapnya.
Pada prinsipnya para siswa tidak bisa dilarang dalam menyampaikan suatu aspirasi. Tugas mahasiswa, kata dia, juga mendidik generasi penerus bangsa untuk mengarahkan suara yang baik supaya terdengar oleh wakil rakyat.
"Jadi dididik bukan dilarang, itu prinsip dari saya," pungkasnya.
Diwartakan sebelumnya, ratusan mahasiswa menggelar unjuk rasa di depan DPRD Kalsel. Mereka membawa karton hingga map merah sebagai bentuk rapor atas setahun pemerintahan Jokowi-Ma’ruf.
Aksi berjalan damai dengan pengawalan ribuan anggota polisi di Polda Kalsel.
Demo Setahun Jokowi-Ma’ruf, Pelajar di Banjarmasin Kepergok Bawa Miras