Kalsel

Demi Uighur, “Urang” Banjar Rela Hujan-hujanan di Jalan

apahabar.com, BANJARMASIN – Rintik hujan menyambut rombongan massa aksi peduli muslim Uighur. Mereka memenuhi ruas Jalan…

Puluhan massa aksi peduli Uighur memenuhi kawasan Jalan MT Haryono Banjarmasin, Senin sore. Foto-apahabar.com/Rizal Khalqi

apahabar.com, BANJARMASIN – Rintik hujan menyambut rombongan massa aksi peduli muslim Uighur.

Mereka memenuhi ruas Jalan MT Haryono MT, Banjarmasin, Senin (23/12) sore.

Pantauan apahabar.com, mereka mulai bergerak dari Masjid Sabilal Muhtadin.

Tampak seorang peserta aksi mengambil inisiatif maju ke muka barisan. Ia memulai aksi dengan lantunan ayat suci Alquran.

“Ini sebelum kita berjalan. Di suasana hujan ini siap untuk membela umat Islam ?” teriak pria itu melalui pengeras suara.

Massa juga terlihat membawa sejumah poster bertuliskan, “Save Uighur bersama Umat Islam Banua”.

Uniknya, mengenakan pakaian muslim massa laki-laki dipisahkan dengan massa aksi perempuan.

Selain itu, juga terlihat ada beberapa orang yang membawa bendera bertulisan kalimat dalam aksi tersebut.

Rencananya, mereka akan menyampaikan sembilan tuntutan di depan kantor DPRD Kalsel.

Ada sejumlah tuntutan yang diusung. Antara lain, terkait pelarangan nama Islam untuk bayi yang baru lahir. Bahkan pemilik nama arab atau Islam diancam tidak mendapat pekerjaan di Tiongkok sana.

Juga, memprotes penyitaan Kitab Suci Alquran, sajadah, dan atribut yang menyimbolkan Islam oleh aparat Tiongkok.

Kemudian, melarang anak-anak mengikuti pelajaran agama Islam dan belajar Alquran. Ustaz yang mengajarkan Alquran melalui media sosial, ditangkap.

Masih dalam tuntutan aksi, mereka mengecam aturan tindakan memotong gaun panjang muslimah di tengah jalan.

“Meski memakai untuk alasan kenyamanan, muslimah di Tiongkok dilarang berkerudung, apalagi cadar,” kecam massa aksi.

Aturan lain yang ditentang adalah menikahkan paksa muslimah Uighur dengan lelaki kafir suku Han, dengan dalih asimilasi budaya.

“Untuk menghapuskan ras Uighur di saat para lelakinya dijebloskan ke kamp konsentrasi,” ujar pria tersebut.

Di akhir tuntutan, massa menyatakan, “Wahai penguasa, bilakah datang panggilan hati kalian? Wahai Panglima, tidakkah tertanya untuk apa panser dan pesawat tempur di landasannya? Wahai tentara, untuk apa senjata yang kalian panggul?”

Reporter: Rizal khalqi
Editor: Fariz Fadhillah