Nasional

Demi Fakta, KNKT Terus Mencari Memori Kotak Hitam Sriwijaya Air SJ182

apahabar.com, JAKARTA – Sekalipun operasi pencarian sudah dihentikan, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) tetap berupaya menemukan…

Kotak Flight Data Recorder (FDR) pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang terjatuh di perairan Kepulauan Seribu. Foto: INews

apahabar.com, JAKARTA – Sekalipun operasi pencarian sudah dihentikan, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) tetap berupaya menemukan memori kotak hitam Cockpit Voice Recorder (CVR) milik Sriwijaya Air SJ 182.

Pencarian puing maupun korban pesawat yang jatuh di Kepulauan Seribu itu resmi dihentikan 21 Januari 2021.

Selama dua pekan pencarian, 56 korban jiwa sudah diidentifikasi dan diserahkan kepada pihak keluarga.

Operasi SAR yang dilakukan tim gabungan itu juga berhasil menemukan kotak hitam berupa Flight Data Recorder (FDR) dan casing CVR.

Hingga proses pencarian dihentikan, memori CVR yang memuat data penting lain, tak kunjung ditemukan.

Kendati demikian, KNKT memastikan terus mencari memori CVR, sekalipun harus melakukan pencarian manual.

“Pencarian memori CVR dilanjutkan manual tanpa bantuan underwater location beacon. Itu menjadi kesulitan tersendiri, karena kami hanya meraba-raba di dasar laut,” jelas Ketua KNKT, Soerjanto, Rabiu (3/2).

Kelanjutan pencarian CVR berperan penting dalam proses investigasi, mengingat piranti tersebut merekam empat kanal suara dalam pesawat.

Mulai dari suara dari mikrofon pilot, suara dari mikrofon copilot, suara dari ruang kemudi, serta interphone ruang kemudi dan kabin.

“Pencarian FDR dan CVR merupakan komponen penting dalam investigasi, karena merekam data penerbangan seperti waktu, ketinggian, kecepatan, koordinat dan lainnya,” tegas Soerjanto.

FDR yang ditemukan 12 Januari 2021, telah diunduh dan menghasilkan 370 parameter, merekam 27 jam penerbangan, serta 18 penerbangan termasuk SJ 182.

“Berdasarkan log book pesawat, tidak ditemukan kerusakan signifikan dalam penerbangan yang dilakukan 6 hingga 9 Januari 2021,” beber Soerjanto.

Hasil analisis FDR sekaligus membantah kejadian full stall atau kehilangan daya angkat. Asumsi full stall itu banyak beredar di media sosial, terutama lama video berbagi Youtube.

“Data FDR menunjukkan sejak ketinggian pesawat berkurang, kecepatan tidak menurun,” tukas Soerjanto.

“Pun pesawat tidak mengalami ledakan sebelum membentur air. Namun pesawat secara utuh membentur air dan mesin di turbin masih dalam keadaan hidup,” tandasnya.

Pesawat Sriwijaya Air SJ182 rute Jakarta-Pontianak itu jatuh 9 Januari 2021, setelah sekitar 4 menit lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta.

Berdasarkan data manifes, pesawat tersebut total membawa 62 orang yang terdiri atas 50 penumpang dan 12 kru.