Capres 2024

Deklarasi Anies Baswedan Jadi Capres, Pengamat: Picu Pro Kontra Sejumlah Partai

Deklarasi Anies Baswedan sebagai calon presiden oleh Partai NasDem telah mengakhiri sikap bungkam partai politik. Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi. (Foto: Detik.com)

apahabar.com, JAKARTA - Deklarasi Anies Baswedan sebagai calon presiden oleh Partai NasDem telah mengakhiri sikap bungkam partai politik lainnya. Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi menilai partai-partai politik lebih memilih menunggu sambil tengok kanan-kiri (wait and see).

"Terbukti deklarasi ini memicu pro-kontra dari sejumlah partai politik, khususnya berkaitan dengan posisi Nasdem sebagai bagian dari pemerintah dan sikap Anies yang kerap berseberangan dengan pemerintah," Ujar Burhanuddin di Youtube Indikator Politik Indonesia, Jakarta, Kamis (1/12).

Melihat hal tersebut Burhanuddin menganggap langkah Nasdem saat ini dinilai tidak konsisten dan tidak loyal dalam manuver politik biasa.

"Ada yang memandang langkah Nasdem tidak konsisten, tidak loyal, tetapi ada juga yang menganggapnya sebagai manuver politik biasa," katanya

Dalam berbagai jajak pendapat, Anies Baswedan selalu menduduki posisi tiga besar calon presiden. Namun Anies bukanlah tokoh yang sangat menonjol karena tidak menduduki posisi puncak dengan selisih lebar.

"Begitu juga dengan Partai NasDem, apakah deklarasi Anies memberi efek positif, netral atau negatif terhadap dukungan konstituennya," jelas Burhanuddin.

Deklarasi Anies Baswedan telah memunculkan dinamika politik baru. Elit partai mulai mengintensifkan kerja-kerja politik seperti lobby dan kampanye. Namun di sisi lain, deklarasi ini belum mampu mendorong partai politik lain mengambil langkah tandingan.

"Semuanya masih bertahan pada posisi semula, wait and see. Bahkan Partai Demokrat dan PKS yang digadang berkoalisi dengan NasDem mengusung Anies juga belum kunjung memberikan dukungan resmi," pungkas Burhanuddin.

Situasi ini bisa jadi berdampak atau tidak berdampak terhadap peta kekuatan elektoral partai-partai politik.