Kalteng

Dear Warga Pinggiran Sungai Barito Timur, Ingat Waspada Banjir

apahabar.com, TAMIANG LAYANG – Bupati Barito Timur, Kalimantan Tengah (Kalteng) Ampera AY Mebas mengingatkan warga yang…

Bupati Barito Timur Ampera AY Mebas ingatkan warga pinggiran sungai waspada banjir. Foto-antara.

apahabar.com, TAMIANG LAYANG – Bupati Barito Timur, Kalimantan Tengah (Kalteng) Ampera AY Mebas mengingatkan warga yang bermukim di pinggiran sungai waspada banjir.

"Yang diwaspadai yakni naiknya debit air, sehingga menyebabkan terjadinya bencana alam banjir dan longsor," kata Ampera AY Mebas di Tamiang Layang, seperti dilansir Antara, Selasa (23/11) malam.

Kekhawatiran ini karena saat ini kondisi intensitas dan curah hujan mengalami peningkatan yang cukup tinggi di wilayah Kalteng.

Bahkan saat ini sudah terjadi peningkatan air sehingga menyebabkan sejumlah wilayah banjir.

Pihaknya juga mengingatkan warga yang bermukim di pinggiran sungai untuk menindaklanjuti hasil rapat koordinasi penanganan bencana banjir di Kalteng bersama kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Mayjen TNI Suharyanto pada Sabtu (20/11) lalu.

Dilaporkan Ampera, bencana banjir akibat intensitas hujan tinggi saat ini belum terlihat ada di Kabupaten Barito Timur.

Namun kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem perlu mendapat perhatian serius.

"Wilayah aliran sungai yang berpotensi terjadi banjir yakni di Kecamatan Dusun Tengah dan Pematang Karau, dan dampak naiknya debit air sungai di wilayah tersebut berpengaruh terhadap kawasan pertanian," kata Ampera.

Terpisah, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Barito Timur Trikorianto menyatakan sedang mendata kawasan pertanian yang mengalami kenaikan debit air.

Petani pada musim tanam Oktober-Maret mulai melakukan penyemaian bibit dan ada yang telah mulai menanam dengan usia rendah. Dalam antisipasi, PPL memantau areal pertanian setiap hari.

"Sampai saat ini belum ada laporan terkait warga atau petani yang gagal panen karena padi terendam banjir maupun lahan pertanian terdampak bencana banjir yang bisa menyebabkan bibitnya mati," kata Tri.

Jika ditemukan ada, kata Tri, pihaknya akan mengusulkan dan melaporkan untuk mendapat penggantian bibit ke kementerian pusat.

"Saya juga mengimbau agar para petani waspada terhadap naiknya debit air dan bisa memanfaatkan tanggul maupun melakukan penyemaian di lahan yang lebih tinggi," demikian Trikorianto.