Kalsel

Dari Soft Opening Kedai Biji Kopi Banjarbaru: “Revolusi Hijau Jangan Hanya Menanam”

apahabar.com, BANJARBARU – Ada yang menarik dalam soft opening Kedai Biji Kopi Banjarmasin, Minggu siang (24/5)….

Diskusi mengenai krisis lingkungan hidup Kalsel mewarnai soft opening Kedai Biji Kopi di Banjarbaru. apahabar.com/Hasanudin

apahabar.com, BANJARBARU – Ada yang menarik dalam soft opening Kedai Biji Kopi Banjarmasin, Minggu siang (24/5).

Peresmian tempat nongkrong di Jalan Sidodadi II, Loktabat Selatan itu dibalut diskusi ringan para pegiat lingkungan hidup bersama Dinas Kehutanan Kalsel.

Terparah dalam Sejarah, Jokowi Blakblakan Biang Kerok Banjir Kalsel

Dalam diskusi yang dipandu Owner Biji Kopi Dwi Putra Kurniawan, Ketua BEM Fakultas Pertanian Uniska Banjarbaru, Fahrul menyampaikan keluh kesah masyarakat selama banjir.

Menurutnya, banjir bandang awal tahun lalu sangat berdampak kepada para petani khususnya Kabupaten Banjar dan Batola.

“Masyarakat di Barito Kuala mulai bingung pendapatan mereka. Ini menjadi keresahan di sana,” ujarnya.

Pun dari sektor perikanan juga sangat terdampak.

“Dari budidaya ikan menjadi ikan liar akibat banjir,” kesahnya.

Sementara, Direktur Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Kalsel, Kisworo Dwi Cahyono memandang pemerintah perlu revolusi lingkungan.

“Tapi jangan terpengaruh dengan namanya, kita harus tahu apa kegiatan di dalamnya,” ungkap pria berambut panjang itu.

Gerakan revolusi lingkungan, menurut Cak Kis, esensinya tak semata menanam seperti revolusi hijau yang selama ini digaungkan pemerintah.

“Menanam pohon itu harus, tapi kalau izin tambangnya terus diberikan ya percuma,” ujar Kis.

Senada Walhi, Berry Nahdian aktivis lingkungan hidup lainnya menilai banjir lalu tak lepas dari degradasi lingkungan Kalsel.

“Ini pekerjaan rumah kita bersama, solusinya adalah dialog terus menerus antara pemerintah, pengusaha, pengamat lingkungan dan masyarakat untuk mencari solusi,” beber mantan wakil bupati Hulu Sungai Tengah itu.

Berry juga menilai dinamika politik sangat memengaruhi penerapan program pemulihan lingkungan di Banua.

“Ketika pergantian pemimpin kebijakan akan berubah, kalau pemimpin berikutnya berikan izin tambang terus, yah semua akan percuma,” singkatnya.

Menanggapi itu, Sekretaris Dinas Kehutanan Kalsel Warsita menilai banjir kemarin merupakan kompilasi dari curah hujan rusaknya lahan.

“Maka dari itu kita terus gencarkan pemulihan lahan kritis ini hingga ke penjuru Kalsel,” singkatnya.

Adapun peresmian kedai kopi dihadiri langsung oleh Wali Kota Banjarbaru Aditya Mufti Ariffin, dan sejumlah stakeholders terkait.

Jokowi Telepon Gubernur Soal Banjir Kalsel, Gak Kebalik Pak?