Kalsel

Dari Karya Maju, Batola Menggagas Anggur Sendiri

apahabar.com, MARABAHAN – Kendati sempat diragukan, penanaman anggur di Desa Karya Maju, Kecamatan Marabahan, Barito Kuala…

Anggur hasil budidaya warga Desa Karya Maju yang mulai mengeluarkan buah. Karya Maju merupakan salah satu dari empat desa dalam kawasan agrowisata Talaran Setara. Foto – Bastian Alkaf/apahabar.com

apahabar.com, MARABAHAN – Kendati sempat diragukan, penanaman anggur di Desa Karya Maju, Kecamatan Marabahan, Barito Kuala (Batola) mulai memperlihatkan keberhasilan.

Karya Maju merupakan salah satu dari empat desa yang ditetapkan sebagai kawasan agrowisata di Marabahan.

Ditetapkan Bupati Batola, Hj Noormiliyani AS, sejak 31 Agustus 2019 atau bertepatan Hari Jadi ke-24 Kecamatan Marabahan, kawasan tersebut dinamai Talaran Setara.

Selain Karya Maju dengan produk unggulan anggur, desa lain adalah Desa Antar Raya yang membudidayakan madu kelulut dan serai wangi.

Selanjutnya Desa Sido Makmur yang memfokuskan budidaya durian dan jambu merah, serta Desa Antar Baru dengan produk unggulan tanaman hortikultura seperti semangka dan rambutan.

Dari berbagai usaha unggulan tersebut, anggur merupakan tanaman yang baru dibudidayakan di Batola. Dengan iklim cukup panas, banyak yang sangsi anggur dapat dikembangkan.

“Anggur sebenarnya memilih cuaca panas ketimbang hujan. Justru di Eropa yang merupakan daerah asal anggur, bakal buah rontok ketika musim dingin,” papar Normanto, Kepala Desa Karya Maju, Sabtu (31/08).

“Apalagi terdapat varietas anggur yang adaptif dengan iklim panas, seperti ninel dari Ukraina dan varietas anggur Belgia,” imbuhnya.

Normanto sendiri merupakan petani pertama yang mengembangkan pembibitan anggur di Karya Maju. Menggunakan modal pribadi, bibit anggur didatangkan dari Jawa Timur dan lebih dulu dicoba ditanam di Banjarbaru.

Sekarang Normanto memiliki sekitar 300 bibit anggur berbagai varietas yang berusia sekitar 2 bulan. Direncanakan ketika musim hujan, bibit tersebut dipindahkan ke lahan seluas 1 hektare.

“Pembibitan sendiri lebih murah ketimbang membeli. Biasanya bibit anggur dijual seharga Rp120 ribu, itu belum termasuk ongkos kirim,” jelas Normanto.

“Tidak cuma di lahan, warga sekitar juga dapat membudidayakan anggur di pekarangan rumah. Dibanding penanaman karet, anggur bisa memperindah suasana pekarangan,” tambahnya.

Begitu dipindahkan ke lahan yang lebih luas, anggur-anggur tersebut diprediksi sudah bisa berbuah sekitar Maret 2020.

Prediksi tersebut berdasarkan perkembangan tanaman Normanto. Beberapa pohon varietas ninel yang sudah berusia sekitar tujuh bulan, mulai mengeluarkan bunga dan buah kecil.

“Prospek anggur sudah jelas dan tidak keliru kalau diujicoba. Beberapa daerah di Kalimantan Selatan juga mulai mencoba, tetapi belum dikembangkan besar-besaran,” beber Normanto.

“Kedepan kami juga berusaha mengawinkan serbuk sari varietas Belgia dan Ukraina untuk menghasilkan varietas baru yang dinamakan anggur Batola,” tambahnya.

Tidak cuma Normanto. Camat Marabahan, Eko Purnama Sakti, juga optimis anggur dari Karya Maju mampu membawa nama Marabahan di level nasional.

“Kalau di daerah lain punya kegiatan petik apel, di Marabahan juga memiliki wisata petik anggur,” tegas Eko.

Bupati Barito Kuala, Hj Noormiliyani AS, melihat anggur yang ditanam Kepala Desa Karya Baru, Normanto, Sabtu (31/8). Foto – Bastian Alkaf/apahabar.com

Baca Juga: Alfamart Dukung Program Pemkab Batola, Kurangi Penggunaan Kantong Plastik

Baca Juga: Hari Pertama Operasi Patuh di Batola, Mayoritas Pelanggar Tak Pakai Helm

Reporter: Bastian AlkafEditor: Aprianoor