lapangan kerja

Dampak Teknologi Industri 4.0, Indonesia Bakal Kehilangan Banyak Lapangan Kerja

Banyak lapangan kerja yang akan hilang karena kemajuan teknologi. Tetapi pada saat yang sama pengembangan teknologi butuh tenaga kerja.

Tangkapan Layar - Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira dalam konferensi pers bertajuk Mencermati Agenda KTT G20 dan Pendanaan Transisi Energi di Jakarta, Kamis (17/11/2022). Foto: ANTARA

apahabar.com, JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan Indonesia mempunyai satu tantangan ke depan berkaitan dengan ketersediaan lapangan kerja.

Ia menyebut akan ada banyak lapangan kerja yang hilang, karena perkembangan teknologi yang masif. Apalagi dunia digital  dalam industri 4.0 yang semakin mempengaruhi semua lini pekerjaan.

Berdasarkan data World Economic Forum Future of Jobs 2023 Report, dalam 5 tahun ke depan akan ada 83 juta lapangan pekerjaan yang hilang. Meskpun demikian akan tumbuh 69 juta lapangan pekerjaan baru.

Baca Juga: Selain Ciptakan Lapangan Kerja, Menaker: Smelter Nikel Prioritaskan K3

Direktur Eksekutif CELIOS, Bhima Yudhistira mengatakan sebenarnya pengurangan tenaga kerja terjadi akibat adanya tekonologi khusus yang berkambang dalam revolusi industri 4.0.

"Namun, disisi yang lain kan kita harus berpikir siapa yang menjadi pekerja yang menciptakan teknologi itu," kata Bhima kepada apahabar.com, Jumat (12/5).

Disisi lain, Bhima mencontohkan teknologi di sektor industri seperti robotik, tangan-tangan robot, kemudian juga arti visual intelligence atau kecerdasan buatan, yang seharusnya bisa menambah lebih banyak lapangan pekerjaan.

"Nah itu semua kan harus ada kreatornya, harus ada yang membuat sistemnya, dan itu justru menciptakan lebih banyak lagi pekerjaan," ujar Bhima.

Baca Juga: Kopi Indonesia Unik, Erick: Jadi Pemain Utama Industri Kopi di Dunia

Kendati begitu, Bhima meminta agar pemerintah jangan menakut-nakuti masyarakat terkait akan adanya gelombang pengurangan tenaga kerja karena transisi ke revolusi industri 4.0.

"Tetapi justru pengusaha harus memberikan peluang di sektor apa yang akan tumbuh. Misalnya big data, atau visual intelligence, terus kemudian di sektor robot," pungkasnya.