PHK Massal AS

Dampak PHK di AS, INDEF: Tak Ada Keterkaitan dengan PHK di Indonesia

Direktur Riset Institute for Development of Economics and Finance Pemutusan hubungan kerja (PHK) terjadi di AS kemungkinan akan terus berlanjut.

Ilustrasi PHK. Foto/Istimewa

apahabar.com, JAKARTA - Pemutusan hubungan kerja (PHK) terjadi di Amerika Serikat (AS) kemungkinan akan terus berlanjut. Citigroup, menjadi salah satu bank besar di AS selama kuartal kedua, telah memangkas 5.000 pegawai di divisi investasi dan marketing. Langkah itu mengikuti pemangkasan ribuan bankir di Goldman Sachs dan Morgan Stanley.

Sementara itu, data Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker), pada kuartal I 2023 ada 13.634 karyawan yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK). PHK tersebut seluruhnya tercatat pada Maret 2023, sedangkan pada Januari-Februari 2023 tak ada catatan PHK sama sekali.

Direktur Riset Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Berly Martawardaya, menilai PHK massal di AS tidak berkaitan dengan PHK di Indonesia. Apalagi PHK Citigroup, sama sekali tak ada kaitan dan tak berdampak terhadap ekonomi di Indonesia.

"Ini lebih spesifik ke Citigroup sendiri," ujar Berly saat dihubungi apahabar.com, Selsa (20/6).

Baca Juga: 600 Karyawan Pabrik Pembuat Sepatu Puma Terkena PHK

Yang terjadi kata Berly, ekonomi di AS saat ini justru sedang booming dan mengalami kekurangan tenaga kerja. Pada situasi seperti itu, dipastikan akan terjadi kenaikan upah dan memicu kestabilan inflasi.

"Kuartal terakhir GDP amerika tumbuh 5,95 %. Tertinggi dalam 20 tahun dan lebih tinggi dari indonesia pada periode yang sama," ujarnya.

Selain itu, tingkat pengangguran di AS pada bulan April 2023, mencapai 3,1 persen. Sedangkan bulan Mei tahun ini hanya 3,4 persen.

"Unemployment di Amerika bulan lalu, bahkan terendah dalam 10 tahun terakhir," ujarnya.

Baca Juga: Gagal Bayar Utang AS Ancam Keuangan Global, PHK Massal di Depan Mata

Di sisi lain, Berly menyebut angka pengangguran di Indonesia juga turun. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), hingga Februari 2023 jumlah pengangguran sebanyak 7,99 juta orang. Angka itu merosot 410 ribu orang dari Februari 2022 sejumlah 8,40 juta orang.

"Jadi tak ada dampak dan kaitannya PHK di AS dengan Indonesia," pungkasnya.