Kemarau Dan El Nino

Dampak Kemarau dan El Nino, Sawah Mengering di Rorotan Jakarta Utara

Kemarau panjang dan ancaman El Nino telah berdampak pada kawasan sawah di ibu kota.

Kondisi sawah di Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara yang mengalami kekeringan akibat kemarau dan dampak El Nino, Kamis (10/8). (Foto: apahabar.com/Ryan)

apahabar.com, JAKARTA - Kemarau panjang dan ancaman El Nino telah berdampak pada kawasan sawah di ibu kota. Salah satunya terjadi di Jalan Inspeksi Kanal Banjir Timur, Kelurahan Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara yang ditandai dengan kawasan persawahan yang mengering. 

Terpantau, kondisi lahan sawah seluas 300 hektare itu mengalami kekeringan. Kondisi tersebut membuat para petani di kawasan Rorotan kebingungan, karena sawah kekurangan air diiringi gagal panen.

Ketua Gabungan Kelompok Tani Maju Sirojuddin Abas menjelaskan, kondisi kekeringan di sawah Rorotan sudah terjadi dalam beberapa pekan terakhir.

"Saat ini kita sedang dalam rangka menghadapi El Nino. Ya artinya kekeringan dan udah ada beberapa dampak di pertanian," ucap Abas di lokasi, Kamis (10/8).

Baca Juga: Musim Kemarau, Ketersediaan Beras di Kabupaten Penajam Aman

Abas membeberkan ancaman El Nino sangat terasa bagi para petani yang kebanyakan adalah penggarap. Mereka sangat khawatir ketika hujan tak kunjung turun dan tidak ada aliran air yang masuk ke persawahan.

"Para petani kesulitan mendapatkan sumber air untuk menghadirkan irigasi yang baik bagi lahan mereka. Karena padi kan tanaman yang butuh air, tidak bisa lepas dari air," ujar Abas.

Menurut Abas, untuk menghadapi ancaman kekeringan yang berkepanjangan, para petani sudah melakukan berbagai upaya. Salah satunya dengan menggunakan air sisa dari permukiman warga.

Selain itu, banyak petani penggarap yang khawatir, utamanya mereka yang lokasi sawahnya dekat dengan Kanal Banjir Timur. Mereka tak bisa mendapatkan air semudah itu karena ada kebijakan dari pemerintah yang melarang pembuatan saluran dari KBT untuk dialirkan ke persawahan.

Baca Juga: Antisipasi El Nino, Lampung Sediakan 110 Ribu Ha Lahan Pertanian

"Air dari KBT sulit, ada undang-undang nggak boleh ngebobok. Kita harap pemerintah peduli lah di saat kita kekurangan air," ucap Abas.

Sebagai informasi, fenomena El Nino tahun ini muncul berbarengan dengan musim kemarau. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan puncak fenomena iklim itu akan berlangsung pada bulan Oktober sampai November 2023.

Untuk menghadapi fenomena tersebut, BMKG telah mengimbau masyarakat untuk menghemat penggunaan air sebagai solusi untuk mengantisipasi kekeringan.