Munas HIPKA

Dalam Munas HIPKA, JK Minta Alumni HMI Terjun sebagai Entreprenuer

Dewan Pembina Himpunan Pengusaha KAHMI (HIPKA), Jusuf Kalla menghimbau agar anggota Korps Alumni HMI (KAHMI) untuk terjun ke dunia usaha

Mantan Wakil Presiden Republik Indonesia, Jusuf Kalla. Foto: apahabar.com/Gabid Hanafie

apahabar.com, JAKARTA- Ketua Dewan Pembina Himpunan Pengusaha KAHMI (HIPKA), Jusuf Kalla (JK) menghimbau agar anggota Korps Alumni HMI (KAHMI) untuk terjun sebagai entreprenuer.

“Mari kita bersama sama bukan hanya berpikir politik dan birokrasi tapi juga mari sebagian dari kita untuk terjun ke ekonomi (dunia usaha)," kata JK saat memberi sambutan di acara Munas III HIPKA di Hotel Sultan Jakarta, Selasa (06/12).

Hal itu dimaksudkan JK agar perekonomian umat Islam bangkit dan tidak terjadi kesenjangan antar umat beragama.

Mengingat Indonesia sebagai negara mayoritas Islam namun perekonomiannya dikuasai oleh mereka yang bukan agama Islam.

Menurut JK, kesenjangan ekonomi antara non Islam dan Islam tersebut dapat menyulut konflik antar umat beragama akibat kecemburuan ekonomi.

JK membandingakan kondisi perekonomian Indonesia dengan yang ada di Filipina.

Filpina perekonomiannya dikuasai oleh Spanyol dan China namun tetap ada perbedaan fundamental dengan Indonesia.

Menurut JK, kalau di Filipina semua katolik, agama mayoritas yang ada di Filipina.

Beda halnya di Indonesia yang mampu secara ekonomi  sebagian besar justru mereka yang beragama non Islam dari Tionghoa.

"Ini sangat berbahaya bagi keduanya. Baik bagi orang kaya sebagaimana kerusuhan 1998 dan orang miskin yang makin ketinggalan,” ungkap JK.

JK mengingatkan untuk mengatasi kesenjangan antara kaya dan miskin di Indonesia bukan mengurangi taraf hidup orang kaya.

Caranya dengan menaikkan kualitas hidup orang miskin melalui pemberdayaan ekonomi.

JK berharap KAHMI melalui HIPKA bisa mengambil peran tersebut demi menghindari masalah sosial akibat kesenjangan ekonomi di kemudian hari.

“Apabila ada gap yang terlalu jauh ini akan menyebabkan masalah sosial di kemudian hari. Ini yang harus kita hindari,” ujar JK.