Religi

Dakwah Melalui Institusi Negara Kerajaan Banjar

apahabar.com, BANJARMASIN – Sejak memeluk agama Islam pada 1526 hingga wafat 1546, Sultan Suriansyah sangat aktif…

Penulis Buku Pioneer Dakwah Islam Di Tanah Banjar, Ust Drs. H. Ahmad Barjie B didampingi Pengasuh Majelis Darul Ma’arif Banjarmasin, Ust Wahyudi Ibnu Yusuf, M.Pd diacara Bedah Buku Sultan Suriansyah. Foto-apahabar/Muhammad Robby

apahabar.com, BANJARMASIN – Sejak memeluk agama Islam pada 1526 hingga wafat 1546, Sultan Suriansyah sangat aktif berdakwah. Itulah yang menjadi substansi buku “Pioneer Dakwah Islam Di Tanah Banjar”.

Dakwah dengan status sebagai kepala negara (Sultan). Sekitar 15 ribu penduduk Banjarmasin kala itu masuk Islam secara massal. Hal tersebut dinilai senada dengan pendapat Ibnu Khaldun yang menyebutkan, manusia itu tergantung pada agama penguasanya.

Baca Juga:Dakwah Bermula Diterima Kalangan Grass Root

Selain faktor ketokohan di atas suksesnya dakwah Islam di Bumi Kalimantan dilakukan dengan tiga langkah. Pertama, dakwah para ulama yang diorganisir Sultan. Kedua, penerapan Islam di dalam negeri. Ketiga, dakwah islam ke luar wilayah sekaligus memperluas wilayah Kesultanan.

Penyebaran dakwah Islam yang dilakukan oleh para ulama tidak hanya Khatib Dayyan. Sultan juga mendatangkan sejumlah juru dakwah dari Demak. Terdapat 7 juru dakwah didatangkan, mereka adalah Malik Ibrahim, Imam Santoso, Habib Marwan, Mujahid Malik, Rangga Alibasah, Santri Umar dan Imam Bukhari.

Selain itu masjid juga dibangun di sembilan titik sesuai dengan jumlah Wali Sanga. Di Banjarmasin ada Masjid Sultan Suriansyah. Masjid lain seperti Masjid Palajau Barabai, Mesjid Sungai Banar Alabio, Masjid Pusaka Banua Lawas dan Mesjid Pusaka Puain Tanjung-Tabalong.

“Sering semakin luasnya dakwah juga dibangun masjid masjid lain,” ucap penulis buku Pioneer Dakwah Islam Di Tanah Banjar, Ustaz Drs H Ahmad Barjie B, Minggu (10/2/2019).

Dakwah dengan penerapan syariat Islam Jokowi negara dengan menjadikan Islam sebagai agama resmi Kesultanan. Pada masa Sultan Adam Al Watsiq Billah (1825-1857) hukum Islam diformalisasikan dalam Undang-undang Sultan Adam (UUSA) pada 1835.

Dakwah dengan penerapan syariat Islam dilakukan oleh negara dengan menjadikan islam. demikian dakwah Kesultanan Banjar dilakukan hingga wilayah Sambas dan Sukadana Kalimantan Barat.

Kotawaringin juga menjadi sasaran dakwah hingga menjadi Kesultanan yang pada masa Sultan Banjar ke-4 yaitu, Sultan Al Mustain Billah.

Baca Juga:Catatan Bedah Buku Sultan Suriansyah, Pioneer Dakwah Islam di Tanah Banjar

Reporter: Muhammad Robby
Editor: Aprianoor