News

CWGI: Ada 300 Angka Kematian Ibu dari 100 Ribu Persalinan di Indonesia

apahabar.com, JAKARTA –  Cedaw Working Group Indonesia (CWGI) menyampaikan lima rekomendasi untuk untuk menurunkan Angka Kematian…

Ilustrasi ibu melahirkan (freepik)

apahabar.com, JAKARTA – Cedaw Working Group Indonesia (CWGI) menyampaikan lima rekomendasi untuk untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia. Mengingat bahwa angka kematian ibu tahun 2022 ini adalah 300 kematian per 100.000 kelahiran hidup.

"Berdasar pada Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), AKI di Indonesia masih tinggi, Sedangkan target yang harus dicapai pada tahun 2024 adalah 183 per 100.000 kelahiran hidup," Kata Koordinator CWGI Listyowati kepada apahabar.com di Jakarta, Selasa (19/9).

Listyowati menyebut rekomendasi ini ditujukan kepada pemerintah. Dalam laporan terkait implementasi pemenuhan hak asasi perempuan untuk proses mekanisme HAM International PBB (Universal Periodic Review/UPR).

UPR merupakan mekanisme HAM international (PBB) yang mengundang negara-negara anggota PBB untuk direview terkait dengan persoalan HAM termasuk Hak Asasi Perempuan di tiap negara.

Baginya salah satu penyebab tingginya AKI di Indonesia adalah delay. Berdasar pada itu, pentingnya untuk Meningkatkan cakupan dan akses pelayanan kesehatan di seluruh wilayah Indonesia.

"Salah satu diagnosisnya itu adalah delay,Inilah potret ini yang mendorong kita marilah kita kemudian bisa mencegah kematian lebih dini dengan meningkatkan sistem rujukan," sambungnya.

Selain itu penting juga untuk mengintensifkan upaya untuk menurunkan angka kematian ibu dan gizi buruk.

"Gizi lebih dan gizi kurang masih menjadi permasalahan Indonesia. Termasuk dalam kelompok gizi lebih adalah overweight (obesitas) dan akses mikronutrien ( salah satunya kelebihan nutrium), kelompok gizi kurang antara lain underweight, wasting, stunting, dan defisiensi mikronutrien," lanjutnya.

Termasuk dengan mengembangkan peta jalan (Road Map) penurunan AKI dan satuan tugas khusus independen yang beroperasi di tingkat desa. Hal itu juga penting agar mudah memantau perkembangan terkait AKI di tiap daerah.

Selanjutnya tidak kalah penting adalah memastikan bahwa semua kelahiran dibantu oleh tenaga kesehatan yang terampil. "Ini sangat memiliki pengaruh besar terhadap AKI pastinya, dengan memastikan semua kelahiran dibantu oleh tenaga kesehatan yang terampil," sambungnya.

Terakhir, menjamin kompetensi dokter dan spesialisasi, dan dengan melakukan upaya terkoordinasi untuk mengatasi kekurangan gizi secara strategis, sensitive gender, dan prosedur yang tepat.

Listyowati selaku koordinator CWGI memastikan untuk terus mendorong Pemerintah agar mendengar dan mengimplentasikan rekomendasi ini.

“Kami terus mendorong komitmen pemerintah agar rekomendasi ini tak hanya parkir, ”katanya

Maka dari itu, keterlibatan masyarakat sipil harus dikuatkan dan selalu ada dalam proses pembentukan regulasi. Dia mendorong untuk mendeklarasikan proses UPR secara terbuka.

“Reviewini harus bersifat terbuka, di mana ini bagian dari demokrasi,” tutupnya.