Kalsel

Curah Hujan Tinggi Hingga DAS Meluap Picu Banjir di Tabalong

apahabar.com, TANJUNG – Curah hujan yang tinggi, hingga meluap Daerah Aliran Sungai (DAS) menjadi pemicu utama…

Oleh Syarif
Ilustrasi banjir. Foto-Istimewa

apahabar.com, TANJUNG - Curah hujan yang tinggi, hingga meluap Daerah Aliran Sungai (DAS) menjadi pemicu utama banjir di Kabupaten Tabalong.

Hal ini karena meluapnya sungai berawal dari Sungai Tabalong kiri, yaitu Kecamatan Jaro, Muara Uya dan Sungai Tabalong Kanan di Kecamatan Bintang Ara dan Haruai.

Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tabalong, Muhammad Joko. Foto-apahabar.com/Muhammad Al-Amin

Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tabalong, Muhammad Joko mengatakan, banjir yang terjadi ini penyebabnya karena curah hujan tinggi di Pegunungan Jaro, Muara Uya dan Bintang Ara, kemudian airnya masuk ke Sungai Tabalong.

Karena debit air yang tinggi akhirnya meluap ke pemukiman warga yang berada di sepanjang aliran sungai dan mengakibatkan banjir.

“Banjir sendiri bermula dari Jaro, Muara Uya ataupun dari Bintang Ara,” jelas Joko, Kamis (14/1).

Ujarnya lagi, setelah 3 kecamatan itu terjadi pertemuan air sungai Tabalong kiri dan kanan di Mahe Kecamatan Haruai.

“Hasil pertemuan air sungai Tabalong kiri dan kanan inilah yang selanjutnya menimbulkan banjir di Kecamatan Haruai kemudian ke hilir Tabalong, meliputi Kecamatan Tanjung, Murung Pudak, Muara Harus, Kelua, Pugaan dan Banua Lawas, ” jelasnya.

“Untuk banjir di wilayah Kecamatan Upau dan Tanta kebanyakan karena meluapnya sungai Jaing, seperti di Komplek Maluyung, Desa Tanta, Mangkusip dan Padangin, ” sambung Joko.

Sementara itu, sebagai langkah antisipasi mengatasi banjir dilakukan dengan dua cara, struktural dan non struktural.

“Untuk struktural diantaranya melakukan pembersihan sungai bekerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup. Hal ini untuk melancarkan arus sungai.

” Kami juga melakukan imbauan kepada warga agar jangan membuang sampah ke sungai, sehingga arus air selalu lancar,” kata Joko.

Pihaknya juga melakukan analisa titik-titik banjir serta melakukan pemasangan rambu-rambu rawan bencana, dengan tujuan masyarakat bisa mengetahui dimana saja sering terjadi banjir dan lainnya, termasuk memasang alat Elektronik Warning Sistem untuk mengetahui ketinggian debit air sungai Tabalong.

“Untuk non struktural, lebih kepada pembentukan kampung siaga bencana. Sehingga masyarakat bisa memahami bencana dan tindakan penyelamatan bila terjadi bencana, ” pungkas Joko.