Cuit Percakapan Polisi dan Penjahat di Film India, Mahfud Bilang Bukan Menyindir

Selalu ada pertarungan antara moral dan keculasan, antara hati nurani muth'mainnah dan nafsu ammarah.

CAWAPRES dan mantan Menko Polhukam Mahfud Md. (Foto: Antara)

bakabar.com, BANJARMASIN - Calon wakil presiden nomor urut 03, Mahfud Md, bikin heboh dengan cuitan di akun X-nya, yang mengutip percakapan penjahat besar dan polisi yang memburunya di film India.

Mahfud mengaku dirinya baru saja menonton film India berjudul “Khalnayak.” Menurut dia, film tersebut menampilkan pertarungan yang seru dengan aksi saling memburu.


Dia kemudian membagikan intisari dari cerita film tersebut melalui akun X-nya. Dalam cuitannya, Mahfud menceritakan dialog antara penjahat besar dengan polisi yang mengejarnya.

Mantan Menko Polhukam itu pun mengutip percakapan di antara kedua tokoh yang ada dalam film tersebut. "’Polisi adalah abdi negara dan pahlawan yang melindungi rakyat, sedangkan kamu adalah penjahat pengkhianat’ kata Inspektur Polisi,” tulis Mahfud di akun X, yang dikutip dari tempo.co pada Senin (17/3/2024).

“Penjahat besar itu menjawab: ‘Kamu yang mengaku pahlawan sama saja dengan saya yang penjahat. Tak ada bedanya. Saya bekerja untuk bos mafia yang merusak dan sangat jahat, sedangkan kamu para polisi bekerja untuk pemerintahan dan penegakan hukum yang korup dan mengisap rakyat. Jadi penjahat dan polisi sama-sama petugasnya para perusak negara’,” cuit Mahfud.


Mahfud pun mengatakan bahwa cuitannya tidak bermaksud untuk menyindir seseorang. Dia bahkan menyebut bahwa film India ini bisa dinikmati masyarakat melalui YouTube.


“Bukan untuk menyindir siapa-siapa. Mungkin cerita film ini bisa menjadi semacam kuliah Ramadhan bagi kita,” ujarnya.


Unggahan tersebut mendapat banyak respons berbeda dari warganet. Tidak sedikit di antara mereka yang menghubungkannya dengan Pilpres. Bahkan, ada seorang warganet yang mengklaim bahwa pasukan dari pasangan 02, yakni Prabowo-Gibran, yang tersindir karena cuitan Mahfud itu.


Mahfud lantas menanggapi bahwa oknum seperti polisi dalam film India itu ada di setiap rezim. “Bukan hanya 02, tapi bisa juga di 01, 03, 04 atau rezim-rezim lain,” katanya.


“Elemen pejabat korup dan polisi jahat selalu ada di setiap rezim. Sama juga selalu ada elemen pejabat dan polisi bersih. Selalu ada pertarungan antara moral dan keculasan, antara hati nurani muth'mainnah dan nafsu ammarah,” tulis Mahfud lagi.