Cuaca Tak Stabil, DPKP Kalsel Perketat Pengendalian Penyakit Padi

Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kalimantan Selatan memperketat upaya pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) di tingkat Unit Pelaksana Tekni

Petani saat menunjukan lahan pertanian yang terserang penyakit. Foto: bakabar.com/Fida

bakabar.com, BANJARBARU - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kalimantan Selatan memperketat upaya pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) di tingkat Unit Pelaksana Teknis (UPT).

Langkah tersebut dilakukan menyusul peningkayan serangan penyakit terhadap tanaman padi akibat cuaca yang kian tidak menentu.

Penguatan pengendalian tersebut mencakup identifikasi dini di lapangan, edukasi budidaya sehat bagi petani, hingga penerapan pestisida ramah lingkungan untuk meminimalkan dampak jangka panjang.

Kepala DPKP Kalsel Syamsir Rahman, melalui Kabid Ketahanan Pangan Saptono menegaskan persoalan tersebut harus ditangani secara serius mengingat padi merupakan komoditas strategis daerah.

“Kondisi pertanian khususnya padi sangat dipengaruhi dinamika cuaca,” papar Saptono, Jumat (21/11).

Pun pemerintah pusat bersama pemerintah daerah terus melakukan berbagai langkah adaptif agar produksi padi tetap meningkat meski cuaca tidak stabil.

“Dengan situasi cuaca yang tidak menentu, pemerintah tetap melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan produksi padi di Kalsel,” tambah Saptono.

Meski tantangan cuaca semakin kompleks, Saptono mengeklaim produksi padi Kalsel justru menunjukkan peningkatan dalam dua tahun terakhir, “Dua tahun terakhir ini produksi padi cukup baik. Tahun 2024, misalnya, produksi sangat positif,” ungkapnya.

Dalam 2024 lalu, produksi padi Kalsel bahkan melampaui 1 juta ton, tepatnya 1,029 juta ton. Sementara hingga Agustus 2025, capaian sudah berada di atas 1 juta ton dan hampir menyamai target 1,2 juta ton.

Untuk menjaga tren positif itu, DPKP memastikan terus melakukan pengawalan teknis kepada petani, mulai dari pendampingan penyuluh, pengaturan pola tanam, hingga penyaluran bantuan pertanian.

“Kami punya penyuluh, baik pegawai negeri maupun swadaya yang selalu mendampingi para petani,” tegas Saptono.

"Kemudian pemerintah terus mendukung dari berbagai sisi, agar masyarakat semakin terbantu dan mampu meningkatkan produktivitas,” pungkasnya.