Cuaca Buruk

Cuaca Buruk Balikpapan, Harga Ikan dan Udang Melambung Tinggi

Kota Balikpapan mengalami cuaca buruk, ditandai dengan tingginya gelombang laut yang berdampak buruk terhadap kehidupan nelayan.

Harga ikan di pasar Tradisional Balikpapan naik akibat minimnya pasokan, Minggu (27/8). (apahabar.com/ Arif Fadillah)

apahabar.com, BALIKPAPAN - Kota Balikpapan mengalami cuaca buruk, ditandai dengan tingginya gelombang laut yang berdampak buruk terhadap kehidupan nelayan. Akibatnya, para  nelayan kesulitan mencari ikan berdampak pada mahalnya harga ikan di pasar-pasar tradisional.

Roy, salah seorang pedagang di Pasar Klandasan Balikpapan mengamini hal itu. Sejak bulan Juni, ia mengalami kekurangan stok ikan, berdampak pada melonjaknya harga jual ikan di pasaran. 

Harga ikan tongkol misalnya. Semula saat pasokan normal, harga perkilogramnya hanya Rp25 ribu, namun kini naik menjadi Rp35 ribu. Ikan kakap juga sama. Harga yang semula dijual Rp75 ribu kini mencapai Rp90 ribu.

"Sudah dari bulan Juni ini sulit kami dapat ikan. Karena gelombang juga tinggi ini, jadi nelayan sulit melaut," ungkap Roy, Senin (28/8). 

Baca Juga: Cuaca Buruk Terpa Selat Bali, Antrean Mengular di Pelabuhan Ketapang

Saat ini, rata-rata kenaikan harga ikan mencapai Rp7.000 hingga Rp10.000 per kilogramnya. Hal itu akibat semakin menipisnya stok ikan yang diterima para pedagang dari nelayan.

Selain harga ikan, kenaikan juga terjadi pada komoditas udang. Kenaikannya di pasaran saat ini cukup signifikan. Harga udang yang semula Rp85.000 perkilogramnya kini naik menjadi Rp100.000 perkilogram. 

"Udang juga naik ini, karena sulit juga mau melaut dengan cuaca kayak ini. Angin selatan kan ini sekarang," lanjut Roy. 

Selain Roy, pedagang lainnya, Kiki turut mengeluhkan hal serupa. Ia mengaku kesulitan mendapatkan pasokan ikan karena tingginya gelombang laut. Situasi itu akhirnya berdampak pada meroketnya harga ikan yang dijual di pasaran. 

Baca Juga: Cuaca Buruk Sepekan, Aktivitas Penyeberangan Ketapang Terganggu

Menurut Kiki, pada musim angin selatan seperti saat ini, akan banyak nelayan yang memilih berhenti sementara dari kegiatan melaut. Terutama bagi mereka (nelayan) dengan kapal kecil. 

Selain tingginya gelombang disertai angin kencang, biasanya hasil tangkapan nelayan juga tidak maksimal. Karena itu, banyak nelayan lebih memilih tidak melaut disaat cuaca sedang buruk

"Suami saya kan melaut, jadi ini kan dekat-dekat sini aja melaut. Nggak berani jauh karena kencang angin," jelas Kiki.