Kalsel

Covid-19 Merajalela, UNU Kalsel Doa Bersama

apahabar.com, BANJARMASIN – Wabah Covid-19 kian merajalela. Penduduk dunia yang terinfeks menembus 200 juta jiwa, dengan…

HM Syarbani Haira, Ketua Dewan Syuro Masjid As-Su’ada. Foto: Ist

apahabar.com, BANJARMASIN – Wabah Covid-19 kian merajalela. Penduduk dunia yang terinfeks menembus 200 juta jiwa, dengan kematian di atas 4 juta jiwa.

Angka ini sudah melebihi korban perang di sejumlah tempat di bumi ini sejak 1982. Kondisi ini tak bisa dibiarkan. Penduduk bumi yang kini sudah lebih dari 7 miliar harus mengantisipasinya, dengan caranya masing-masing, termasuk berdoa.

Demikian pengantar HM Syarbani Haira, Ketua Dewan Syuro Masjid As-Su'ada, Syekh Abdul Qadir Hasan, Universitas NU (UNU) Kalsel, menjelang diadakan salat hajat dan doa bersama civitas akademika Universitas NU Kalsel. Kegiatan doa bersama ini dilakukan sekaligus menyambut tahun baru Islam 1443 hijriah, yang jatuh sejak Selasa 10 Agustus ini.

Dosen senior Prodi Planologi Universitas NU Kalsel ini menambahkan ujian kehidupan nampaknya akan semakin ruwet dan konflik.

Selain wabah Covid yang kini terus melanda manusia di seluruh dunia, sejumlah penyakit lainnya pun terus merebak. Panas bumi yang semakin meninggi, konflik antarbangsa khususnya AS vs China, polarisasi aliran, radikalisme, dan beragam masalah yang sewaktu-waktu bisa meledak.

“Maka itu, menyambut tahun baru Islam 1443, dan sekaligus melepas tahun 1442 hijriah, kita berdoa. Ini juga pernah dilakukan Rasulullah. Apalagi awal hijriah tahun ini jatuh pada hari Selasa, yang menurut para ulama menandakan akan ada banyak masalah mewarnai kehidupan manusia,” ujarnya.

Konflik Berdarah

Doa bersama menyambut tahun baru 1443 hijriah dipimpin Ketua LazisNU Kalsel, Ustaz Muhammad Shaufi Al-Banjary.

Alumni Pesantren Darul Ilmi Banjarbaru ini dalam kata pengantarnya mengutip kitab klasik karangan Ismail bin Muthalib Al-Asyi. Dalam kitab berjudul "Tajul Muluk" Ismail Al-Asyi mengutip kitab Syekh Muhammad al-Marzuki dalam syarah "Natijatul Miqad".

Dalam kitab itu dikatakan jika awal tahun jatuh pada hari Selasa, maka itu termasuk "Bintang Merah".
Bintang Merah menandakan akan banyak kejadian yang kurang baik, seperti akan banyak pertumpahan darah, orang-orang besar (penguasa) dan tokoh-tokoh akan wafat, dunia bisnis kacau, barang dagangan serba mahal, dan susahnya memperoleh pekerjaan.

“Tapi ini bisa dihindari jika penduduk bumi ini berperilaku lebih baik,” ujarnya.

Misalnya tetap taat dalam menjalankan perintah agama, melaksanakan salat, berpuasa, mengeluarkan zakat, dsb.

Bencana besar ini bias dihindari jika masih ada di antara manusia di bumi ini yang berperilaku baik.

“Maka itu Rasulullah selalu mengajak manusia untuk berbuat baik dan menjauhi kemunkaran,” ujarnya.

Selain upaya nyata, hampir semua negara melakukan vaksinasi dalam rangka menghindari wabah Covid.

“Ya berdoa. Rasulullah juga selalu berdoa, termasuk melepas tahun dan menyongsong tahun baru hijriah seperti sekarang. Ini jelas dilakukan Rasulullah sebagaimana disebut Sayid Utsman bin Yahya dalam kitabnya berjudul "Maslakul Akhyar”,” ujarnya.

Akan Istigasah

“Lewat doa bersama dengan didahului salat hajat bersama ini, warga Indonesia bisa terbebas dari beragam melapataka tersebut,” ujar Ustaz Zainal Ilmi, Ketua RMI NU Kalsel, yang mengimami salat tersebut.

Tradisi doa bersama di lingkungan NU diyakini membantu kemaslahatan umat.

“Insya Allah dalam waktu dekat, PWNU Kalsel bersama Universitas NU Kaslel akan melakukan istigasah untuk keselamatan Banua (sebutan Kalsel) dan bangsa Indonesia,” ujarnya.

Adapun karena pandemi, pelaksanaan salat hajat dan doa bersama dilakukan terbatas, dengan prokotol kesehatan yang ketat. Undangan juga sangat dibatasi.
“Ini semata upaya mensukseskan program pemerintah menekan penyebaran Covid,” ujarnya.

Mereka yang hadir dipersyaratkan pernah di-swab dan memiliki sertifikat vaksin. Di antara undangan, sebagian aktivis Dewan Eksekutif Mahasiwa Universitas NU Kalsel, Ketua BPMK As-Su'ada yang juga Sekretaris Pergunu Kalsel, Muhammad Anwary, Ketua Lekpasdam NU Kalsel Hafizh Ridho, hingga tokoh PMII Kalsel Muhammad Ramli, dan sejumlah tamu undangan.