Nasional

Covid-19 Menggila, Gusdurian Minta Pemerintah Tarik Rem Darurat!

apahabar.com, JAKARTA – Direktur Nasional Gusdurian Network Indonesia (GNI), Alissa Wahid mendesak Presiden Joko Widodo (Jokowi) ‘menarik…

Presiden Joko Widodo menyaksikan penyuntikan vaksin Covid-19 untuk aktor Nicholas Saputra sebagai perwakilan seniman dan budayawan yang mendapat vaksinasi di Galeri Nasional Indonesia Jakarta, Senin (19/4/2021). Foto-Biro Pers Sekretariat Presiden/Agus Suparto via Antara

apahabar.com, JAKARTA – DirekturNasional Gusdurian Network Indonesia (GNI), Alissa Wahid mendesak Presiden Joko Widodo (Jokowi) ‘menarik rem darurat’ dalam penanganan lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi saat ini.

“TARIK REM DARURAT!” demikian cuitan dari akun Twitter @GUSDURians sebagaimana dikonfirmasi dan diizinkan untuk dikutip oleh Alissa, Jumat (25/6).

Ia menyatakan angka penularan kasus Covid-19 di Indonesia telah semakin menjadi-jadi. Menurutnya, situasi itu telah membuat fasilitas kesehatan (faskes) ambruk, dokter dan perawat kelabakan, dan sejumlah profesi lain yang berkutat dalam penanangan Covid-19 kewalahan.

“Para penggali kubur kelelahan. Relawan kemanusiaan berhari-hari di jalanan,” kata Alissa.

Ia pun mengingatkan pemerintah bahwa langkah mengorbankan nyawa masyarakat demi alasan ekonomi merupakan kebijakan yang tidak elok.

“Kita ada di masa pandemi. Tak elok korbankan nyawa karena alasan ekonomi,” tuturnya.

Kasus baru positif Covid-19 per hari ini kembali bertambah sebanyak 18.872 kasus, Jumat (25/6). Tambahan kasus baru tersebut membuat total kasus positif di Indonesia berada di angka 2.072.867 kasus.

Satgas Pengendalian Covid-19 pada hari ini juga mencatat angka kematian sebanyak 422 orang, membuat total angka kematian sejak awal pandemi berjumlah 56.371 orang. Sementara itu angka kesembuhan bertambah 8.557 pasien hari ini sehingga total angka kesembuhan mencapai 1.835.061 orang.

Angka tambahan tersebut terjadi setelah sehari sebelumnya RI cetak rekor kasus positif baru sebanyak 20.574 kasus pada Kamis (24/6).

Penambahan kasus harian yang signifikan dalam beberapa hari terakhir terjadi di tengah penguatan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berskala mikro yang berlangsung sejak 22 Juni lalu hingga 5 Juli mendatang.

Lonjakan kasus juga dinilai tak lepas dari imbas liburan Idulfitri beberapa waktu lalu. Masuknya varian Corona kategori Variant of Concern (VOC) hasil mutasi dari Covid-19 yang selama ini mewabah (SARS-CoV.2 B.1.617) juga ikut mempercepat jumlah lonjakan tersebut.