Kalsel

Covid-19 Melonjak, Kalsel Tak Masuk Zona Merah

apahabar.com, BANJARBARU – Dinas Kesehatan Kalsel melaporkan daerah di Banua rata-rata sudah masuk zona oranye dan…

Oleh Syarif
Ilustrasi pembatasan mobilitas masyarakat. Foto-detikcom

apahabar.com, BANJARBARU – Dinas Kesehatan Kalsel melaporkan daerah di Banua rata-rata sudah masuk zona oranye dan kuning.

“Tapi setiap pekan ada perubahan. Tergantung perkembangan kasus Covid-19 di masing-masing daerah,” ucap Kepala Dinas Kesehatan Kalsel, M Muslim, Rabu (7/7).

Meski begitu, lonjakan kasus Covid-19 masih terjadi. Muslim menuturkan sebagian besar merupakan klaster keluarga. Juga tidak terlepas dari mobilitas masyarakat.

“Faktor ini yang masih perlu diperhatikan,” bebernya.

Banua juga harus mewaspadai pergerakan masyarakat dari daerah Jawa dan Bali, kata dia, sebab dua pulau ini tengah terjadi lonjakan kasus Covid-19 cukup tinggi.

“Harus waspada dengan selalu meningkatkan prokes, jika tak berkepentingan, tidak perlu mobilitas keluar,” imbaunya.

Lantas bagaimana regulasi pembatasan mobilitas yang kini tengah diterapkan?

Muslim menjawab, Kalsel masih berpedoman dengan aturan pada PPKM mikro.

Kasus Covid-19 di Banua terus membubung. Sepekan terakhir, kasus positif Covid-19 di Kalsel naik 87,9 persen. Sedangkan kasus aktif bertambah 45,1 persen, Selasa (6/7).

Terdapat penambahan kasus positif Covid-19 sebanyak 55 orang dari 9 kabupaten/kota di Banua.

Dari 9 daerah itu 15 berasal dari Tanah Bumbu, 13 Batola, 9 Tanah Laut, 6 Banjarbaru, 4 HSU, 3 di Tapin-HST serta 1 orang di Kabupaten Banjar dan HSS.

Adapun pasien sembuh dari Covid-19, kata dia, ada 69 orang. Terdiri dari 22 dari Banjarbaru, 18 Tanah Bumbu, 13 Tanah Laut, 7 HST, 5 Kabupaten Banjar, 3 Kotabaru dan 1 dari Batola.

“Sedangkan korban meninggal, ada 3 orang. 2 dari Batola dan 1 Kabupaten Tapin,” ujar Muslim.

Sementara, pasien dirawat saat ini sebanyak 2,88 persen.

Muslim terus mengimbau kepada masyarakat agar tetap mengedapankan prokes Covid-19 demi menekan penyebaran virus corona.