Nasional

Covid-19 Masih Tinggi, Publik Puas Kinerja Jokowi

apahabar.com, JAKARTA – Lembaga NEW INDONESIA Research & Consulting menyebutkan tingkat kepuasan publik terhadap Presiden Joko…

Presiden Jokowi. Foto-Ist

apahabar.com, JAKARTA – Lembaga NEW INDONESIA Research & Consulting menyebutkan tingkat kepuasan publik terhadap Presiden Joko Widodo terus meningkat meski Covid-19 masih tinggi.

Direktur Eksekutif NEW INDONESIA Research & Consulting Andreas Nuryono menyebutkan kasus konfirmasi Covid-19 menembus 1 juta dan belum ada tanda-tanda penurunan. Itu berdampak pada sektor perekonomian sepanjang 2020 yang terkontraksi negatif.

Meski demikian, kepuasan publik terhadap Presiden Jokowi tetap tinggi dan terus meningkat.

"Di tengah pandemi COVID-19 yang masih melanda, tingkat kepuasan publik terhadap Jokowi meningkat," kata Andreas Nuryono, dilansir dari Antara, Minggu (7/2).

Tingkat kepuasan mencapai 62,8 persen pada survei Juni 2020, bergerak naik menjadi 65,1 persen pada Oktober 2020, dan kini berada pada angka 70,3 persen.

Kemudian, ketidakpuasan turun dari 32,4 persen pada Juni 2020 menjadi 31,3 persen pada Oktober 2020, dan kini angkanya pada 26,8 persen.

Menurut Andreas, pilihan Jokowi untuk menjaga keseimbangan antara krisis kesehatan dan dampak ekonominya membuat kepuasan publik tetap terjaga. Berkali-kali Presiden mengatakan rasa syukur Indonesia tidak perlu sampai mengambil jalan lockdown.

Selain itu, vaksinasi tahap pertama yang mulai digelar makin menaikkan kepuasan publik.

"Tampilnya Jokowi di depan publik sebagai orang pertama yang mendapat suntikan vaksin memberi pesan yang sangat kuat kepada masyarakat," kata Andreas.

"PSBB transisi terus berlaku di DKI Jakarta, berlanjut lagi dengan kebijakan baru PPKM Jawa-Bali," ucapnya.

Jika melihat tingginya elektabilitas para kepala daerah, Ganjar Pranowo (Jawa Tengah), Ridwan Kamil (Jawa Barat), dan Khofifah Indar Parawansa (Jawa Timur) mengalami kenaikan, sebaliknya dengan Anies Baswedan (DKI Jakarta).

"Publik melihat bahwa kegagalan penanganan COVID-19 terkonsentrasi di Jakarta, yang notabene adalah kesalahan Anies," kata Andreas.