Gempa Cianjur

Cianjur Defisit Tukang, Penyintas Gempa Impor dari Luar

Cianjur sedang defisit tukang. Para penyintas pasca gempa kesulitan membangun rumah baru. Padahal, mereka sudah dapat bantuan. 

Pekerja atau tukang bangunan sedang mengerjakan perbaikan rumah penyintas gempa Cianjur,yang mengalami kerusakan akibat terdampak gempa (Foto,apahabar.com/Hasbi)

apahabar.com, CIANJUR - Cianjur, Jawa Barat sedang defisit tukang. Para penyintas pasca gempa kesulitan membangun rumah baru. Padahal, mereka sudah dapat bantuan. 

Hal itu diungkapkan Asisten Daerah II Bidang Perekonomian dan Pembaangunan Sekretaris Daerah Cianjur, Budi Rahayu Thoyib.

"Informasi yang didapat ada kurang lebih 5.000 warga yang sudah mendapatkan bantuan. Namun mereka masih terkendala mengerjakan perbaikan rumahnya karena sulit mencari tukang," katanya kepada apahabar.com, Rabu (7/6) siang.

Baca Juga: Kesulitan Mencari Tukang, Ribuan Penyintas Gempa Cianjur Belum Bangun Rumah

Menurutnya, kendala disebabkan karena adanya bentrok waktu. Antara sesama penyintas yang memperbaiki rumah. Contohnya di Kecamatan Cugenang. "Jadi tukang-tukang rata-rata sedang bekerja," ucap Budi.

Merespons kesulitan tersebut, Budi mengatakan pemkab telah mengkoordinasikan dengan para camat. Mengupayakan tukang-tukang yang berada di luar kecamatan untuk dapat diperbantukan dalam proses pekerjaan perbaikan. Jika masih kurang, baru impor.

"Jadi kita upayakan dari dalam dulu yaitu tukang-tukang yang ada di Kabupaten Cianjur. Dan jika nanti masih ada kekurangan baru kita akan mencarikan dari luar daerah," katanya.

Baca Juga: Pembangunan Sekolah Rusak Akibat Gempa Cianjur Ditargetkan Tuntas Awal Tahun Ajaran Baru 2023

Sejauh ini memang sudah ada tukang-tukang yang didatang dari luar daerah. Sebut saja dari Bandung. Namun belum banyak.

Budi mengungkapkan, selain kesulitan mencari  tukang, para penyintas itu juga belum bisa membangun rumah mereka. Lantaran terkendala harga bahan bangunan yang naik.

Karena itu pihaknya  juga menyarankan para warga penyintas gempa, agar proses pembangunan bisa lebih cepat dan efisien. Warga bisa menggunakan pihak ketiga berupa aplikator atau TNI.

"Kami menyarankan agar bisa menggunakan jasa aplikator atau TNI karena kebutuhan tenaga pertukangan pasti tinggi karena mereka yang memilih membangun mandiri juga banyak. Selain itu juga membuat harga material bangunan menjadi mahal," tutupnya.