China Larang PNS Pakai iPhone, Apple Merugi Triliunan

Begitu besar imbas keputusan China melarang Pegawai Negeri Sipil (PNS) memakai produk elektronik Apple dan pabrik gadget dari Amerika Serikat lain.

Hanya dalam dua hari pascapelarangan penggunaan iPhone di China, Apple merugi triliunan. Foto: The Guardian

apahabar.com, JAKARTA - Begitu besar imbas keputusan China melarang Pegawai Negeri Sipil (PNS) memakai produk elektronik Apple dan pabrik gadget dari Amerika Serikat lain.

Diketahui awal pekan lalu, China melarang penggunaan iPhone untuk sejumlah pegawai pemerintah mulai dari staf maupun pejabat.

Selanjutnya larangan diperluas ke perusahaan-perusahaan yang didukung pemerintah, termasuk perusahaan energi raksasa PetroChina yang mempekerjakan jutaan pekerja.

Dilansir dari CNN, salah satu imbas yang terlihat dari kebijakan tersebut adalah penurunan saham Apple sebanyak 2,9 persen, Kamis (7/9).

Akibatnya para investor juga khawatir dengan kemampuan Apple berbisnis di negara yang memiliki tingkat perekonomian terbesar kedua dunia tersebut.

Akibat penurunan harian terbesar dalam sebulan, Apple kehilangan sekitar 200 miliar dolar atau senilai Rp3.067 triliun dalam dua hari.

Kerugian tersebut terbilang lumrah, mengingat China merupakan pasar luar negeri terbesar Apple. Bahkan penjualan di China mewakili sekitar seperlima dari total pendapatan Apple sepanjang 2022.

Apple tidak merinci penjualan iPhone di setiap negara. Namun analis di perusahaan riset TechInsight memperkirakan lebih banyak penjualan iPhone di China dibandingkan Amerika Serikat.

Pun Apple juga memproduksi sebagian besar perangkat iPhone dalam sejumlah pabrik di China.

Belum diketahui nasib produksi perangkat Apple kedepan. Akan tetapi kebijakan tersebut diyakini berimbas terhadap perekonomian China.

Di sisi lain, pelarangan iPhone muncul setelah Huawei merilis smartphone 5G flagship Mate 60 Pro. Diketahui Huawei merupakan salah satu raksasa telekomunikasi di China.

Mate 60 Pro ditenagai chip Kirin 9000s buatan Semiconductor Manufacturing International Corp (SMIC) yang sebagian dimiliki oleh pemerintah.

Prosesor chip tersebut menggunakan teknologi 7nm tercanggih dari SMIC. Hal ini menunjukkan bahwa China membuat beberapa kemajuan dalam membangun ekosistem chip domestik.

Sementara sejak 2019, Amerika Serikat telah membatasi akses Huawei terhadap alat pembuatan chip yang penting untuk memproduksi model handset canggih.